Wartawan veteran Al Jazeera mengenakan rompi antipeluru bertanda ‘PRESS’ atau ‘PERS’ dan helm ketika dia ditembak di kepala selama operasi militer di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Tentara Israel mengakui Senin 3 September untuk pertama kalinya bahwa salah satu tentaranya kemungkinan telah menembak Abu Akleh, setelah salah mengira dia sebagai seorang militan.
“Ada kemungkinan besar bahwa Abu Akleh secara tidak sengaja terkena tembakan IDF (tentara) yang ditembakkan ke arah tersangka yang diidentifikasi sebagai pria bersenjata Palestina bersenjata,” kata laporan akhir tentara mengenai kematiannya pada 11 Mei, seperti dikutip AFP, Kamis 8 September 2022.
Baca: Israel Klaim Reporter Palestina Kemungkinan Dibunuh Tidak Sengaja. |
Pengakuan itu datang setelah berbulan-bulan di mana tentara bersikeras tidak mungkin untuk menentukan sumber tembakan mematikan yang menewaskan jurnalis Al Jazeera yang terkenal itu, dengan mengatakan itu bisa jadi tembakan militan.
"Saya tidak akan membiarkan seorang prajurit (tentara) IDF yang melindungi dirinya dari tembakan teroris dituntut hanya untuk menerima tepuk tangan dari luar negeri," kata Lapid dalam sebuah upacara militer.
"Tidak ada yang akan mendikte aturan keterlibatan kami kepada kami," tegasnya.
"Tentara kami mendapat dukungan penuh dari pemerintah Israel dan rakyat Israel,” imbuh Lapid.
Sementara Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan pada konferensi pers Selasa: "Kami akan terus menekan mitra Israel kami untuk meninjau dengan cermat kebijakan dan praktiknya tentang aturan keterlibatan dan mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk mengurangi risiko kerugian sipil".
Penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan pada Juni bahwa "tidak ada bukti aktivitas oleh orang-orang Palestina bersenjata di dekat situ ketika Abu Akleh ditembak”.
Pengacara militer Israel mengatakan Senin bahwa keadaan insiden itu "tidak menimbulkan kecurigaan kejahatan yang telah dilakukan yang akan membenarkan pembukaan penyelidikan kriminal".
Keluarga Abu Akleh mengatakan bahwa Israel telah "menolak untuk bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis tersebut”.
Al Jazeera mengecam temuan penyelidikan Israel dan menuntut penyelidikan oleh "badan internasional independen".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price pada Senin telah menggarisbawahi "pentingnya akuntabilitas dalam kasus ini untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News