Dalam konferensi pers dengan Menlu Mesir Sameh Shoukry di Kairo, Wang menekankan "pentingnya mendesak pembentukan negara Palestina merdeka dan berdaulat penuh sesuai perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya."
Mengutip dari laman Malay Mail, Senin, 15 Januari 2024, pernyataan bersama kedua menteri menyerukan diakhirinya segera "semua tindakan kekerasan, pembunuhan dan penargetan terhadap warga sipil dan lembaga sipil (di Gaza)."
Wang juga membahas konflik Gaza dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, menurut laporan Xinhua. Kedua belah pihak sepakat bahwa gencatan senjata "harus dicapai sesegera mungkin untuk mencegah konflik semakin meluas."
Israel melancarkan kampanye militer intens sebagai respons terhadap serangan kilat Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.
Sementara di Gaza, serangan balasan Israel menewaskan setidaknya 23.968 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah kekuasaan Hamas tersebut.
Shoukry dan Wang menyerukan "pertemuan puncak perdamaian internasional untuk menemukan solusi adil, komprehensif dan langgeng bagi perjuangan Palestina dengan mengakhiri pendudukan (Israel) dan mendirikan negara Palestina yang merdeka dan berdampingan."
Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, pusat Otoritas Palestina (PA), dipisahkan oleh wilayah Israel. Keduanya direbut Israel dalam Perang Enam Hari di tahun 1967, meski Israel secara sepihak menarik pasukan terakhir dan pemukimnya dari Gaza pada 2005.
Presiden Tiongkok Xi Jinping sebelumnya menyerukan "konferensi perdamaian internasional" untuk menyelesaikan konflik tersebut. Tiongkok secara historis bersimpati terhadap perjuangan Palestina dan mendukung Solusi Dua Negara terhadap konflik Israel-Palestina.
Wang saat ini sedang dalam tur Afrika yang juga akan mengunjungi Togo, Tunisia dan Pantai Gading.
Baca juga: 100 Hari Perang Gaza: Hizbullah Sebut Israel Gagal dan Akan Terpaksa Bernegosiasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News