Pemerintah Afrika Selatan mengatakan ‘terkejut’ dengan keputusan Komisi Uni Afrika pekan lalu untuk memberikan status pengamat Israel di blok Afrika.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu pemerintah Afrika Selatan mengatakan, “langkah tidak adil dan tidak beralasan itu diambil secara sepihak tanpa konsultasi dengan anggotanya".
Israel memperoleh status pengamat AU pada Jumat setelah 20 tahun upaya diplomatik. Mereka sebelumnya memegang peran di Organisasi Persatuan Afrika (OAU), tetapi telah lama digagalkan dalam upayanya untuk mendapatkannya kembali setelah OAU dibubarkan pada 2002 dan digantikan oleh Uni Afrika.
Menurut kementerian luar negeri Israel, status baru dapat memungkinkan Israel dan UA untuk menjalin kerja sama yang lebih kuat dalam berbagai aspek. Termasuk perang melawan virus korona dan pencegahan penyebaran terorisme ekstremis di benua Afrika.
"Keputusan Uni Afrika bahkan lebih mengejutkan dalam satu tahun di mana orang-orang Palestina yang tertindas diburu dengan pengeboman yang merusak dan melanjutkan pemukiman ilegal di tanah itu," tegas pihak Afrika Selatan, seperti dikutip Al-Jazeera, Kamis 29 Juli 2021.
Pada Mei, ketegangan antara Israel dan Hamas –,kelompok yang menguasai Jalur Gaza,– atas pengusiran paksa keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki, meningkat menjadi serangan 11 hari di Gaza. Serangan Israel menewaskan sedikitnya 260 orang, termasuk 66 anak-anak, di daerah kantong yang dikepung, sementara 13 orang Israel tewas akibat roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina.
Afrika Selatan mendukung perjuangan Palestina, dengan hubungan diplomatik formal didirikan pada 1995, setahun setelah berakhirnya apartheid. Mereka menurunkan kedutaannya di Tel Aviv menjadi kantor penghubung pada 2019.
Wilayah Palestina yang diduduki sudah memiliki status pengamat di Uni Afrika dan bahasa pro-Palestina biasanya ditampilkan dalam pernyataan yang disampaikan pada KTT tahunan Uni Afrika.
Afrika Selatan akan meminta Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi Uni Afrika, untuk memberi tahu negara-negara anggota tentang keputusan tersebut dan berharap masalah itu akan dibahas di tingkat kepala negara dan pemerintahan.
“Afrika Selatan sangat yakin bahwa selama Israel tidak mau merundingkan rencana perdamaian tanpa prasyarat. Mereka tidak boleh memiliki status pengamat di UA,” pungkas Mahamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News