Langkah terbaru Arab Saudi dilakukan beberapa hari usai Menteri Informasi Lebanon berbicara mengenai kampanye militer Arab Saudi di Yaman. Pernyataan tersebut memicu kemarahan di Arab Saudi.
Dilansir dari BBC, Sabtu, 30 Oktober 2021, Perdana Menteri Lebanon menyesalkan keputusan Arab Saudi, dan berharap Riyadh mau mempertimbangkan keputusannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam wawancara yang direkam pada Agustus lalu namun baru disiarkan pekan ini, Menteri Informasi Lebanon George Kordahi terlihat menyebut Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai agresor dalam perang di Yaman.
Selama tujuh tahun, koalisi militer pimpinan Arab Saudi telah memerangi pemberontak Houthi di Yaman.
Kordahi, yang berbicara dalam wawancara sebelum dirinya menjadi menteri, menyebut konflik di Yaman sebagai sesuatu yang "sia-sia" dan Houthi dinilainya hanya beraksi untuk "membela diri."
Baik Arab Saudi maupun Houthi sama-sama mendapat kritik internasional atas dugaan kekejaman perang di Yaman.
Baca: 264 Pemberontak Houthi Tewas dalam Serangan Terbaru
Menanggapi kisruh terbaru ini, Lebanon menegaskan bahwa pernyataan Kordahi tidak merefleksikan sikap pemerintah.
Hubungan antara Lebanon dan Arab Saudi memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Grup militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, juga diduga mendukung sepak terjang Houthi di Yaman.
Kordahi adalah anggota blok politik yang merupakan sekutu Hizbullah. Dalam hitungan jam usai pengumuman Arab Saudi, Bahrain juga mengusir dubes Lebanon.