Ke 27 Menteri Luar Negeri UE mengatakan bahwa mereka mengutuk keputusan untuk mengubah monumen simbolik seperti Haghia Sophia.
Borrel menambahkan bahwa Uni Eropa dan Turki berada di jalur berseberangan atas keputusan mengubah status Hagia Sophia. "Keputusan ini pasti akan memicu ketidakpercayaan, mempromosikan perpecahan baru antara komunitas agama dan merusak upaya kami dalam dialog dan kerja sama," kata Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell, seperti dikutip Ekathimerini, Selasa 14 Juli 2020.
Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menolak kecaman atas keputusan pemerintahnya untuk mengubah Haghia Sophia.
"Haghia Sophia ditinggalkan sebagai warisan sebagai masjid dan harus digunakan sebagai masjid," ujar Cavusoglu kepada kantor berita Turki, TRT.
"Kami sangat menolak komentar yang berarti intervensi dalam hak-hak kedaulatan Turki,” tegasnya.
Borrell menambahkan, “ada dukungan luas untuk menyerukan pihak berwenang Turki untuk segera mempertimbangkan dan membalikkan keputusan ini."
Haghia Sophia awalnya dibangun sebagai katedral Kristen di Istanbul. Paus Fransiskus dan tokoh negara lainnya telah menyatakan kekecewaannya atas tindakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News