Ratusan pemberontak dan militer yang didukung Iran tewas dalam kebangkitan pertempuran untuk kota itu. Wilayah tersebut merupakan pos terdepan terakhir Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional di utara.
“33 serangan udara dilakukan dalam 24 jam terakhir di distrik Abdiya, menyebabkan 156 pemberontak tewas,” kata koalisi pimpinan Arab Saudi, seperti dikutip AFP, Selasa 12 Oktober 2021.
"Proses penargetan termasuk penghancuran delapan kendaraan militer, dan korban melebihi 156 elemen teroris," imbuh pihak koalisi, dikutip oleh Saudi Press Agency.
Koalisi mengatakan operasi itu dilakukan "untuk melindungi warga sipil tak berdosa di Abdiya".
Sementara 17 pejuang pro-pemerintah tewas dalam beberapa hari terakhir di Abdiya, sebuah sumber militer mengatakan kepada AFP. Pemberontak jarang mengumumkan korban di barisan mereka sendiri.
Yaman telah hancur oleh konflik tujuh tahun yang mengadu pemberontak Houthi melawan pemerintah yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi.
Houthi pun memperbarui kampanye mereka untuk merebut Marib bulan lalu. Bentrokan dan serangan udara yang dihasilkan telah menyebabkan ratusan pemberontak dan loyalis tewas.
Puluhan ribu orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak konflik berkobar pada 2014 ketika Huthi merebut ibu kota Sanaa. Marib bukan satu-satunya titik nyala.
Pemberontak juga disalahkan atas serangan pesawat tak berawak di bandara sipil di Jeddah, di seberang perbatasan di Arab Saudi, yang melukai 10 orang pada Jumat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News