"Polisi Afrika Selatan telah merevisi jumlah kematian di Gauteng (provinsi) menjadi 79 dan KwaZulu-Natal menjadi 258 terkait kerusuhan itu," kata Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor presiden, seperti dikutip AFP, Jumat, 23 Juli 2021.
"Beberapa kematian terbaru adalah orang-orang yang meninggal karena luka-luka yang diderita selama kerusuhan," kata dia.
Penjarahan dan pembakaran tempat usaha yang meluas terjadi awal bulan ini, sehari setelah mantan presiden Jacob Zuma mulai menjalani hukuman penjara 15 bulan karena mengabaikan penyelidikan korupsi.
Baca: Korban Tewas Kerusuhan Afrika Selatan Melonjak Jadi 212 Orang
Kekerasan meningkat menjadi kerusuhan terburuk sejak berakhirnya apartheid, mendorong Presiden Cyril Ramaphosa untuk melabelinya sebagai upaya "pemberontakan".
Sejauh ini telah menyebabkan kerusakan senilai USD3,4 miliar.
Kekerasan menyebar melalui provinsi tempat kelahiran Zuma, KwaZulu-Natal dan Gauteng, dua provinsi terpadat yang bersama-sama menyumbang setengah dari output ekonomi Afrika Selatan.
Zuma pada Kamis diizinkan untuk meninggalkan penjara sebentar di kota tenggara Estcourt untuk menghadiri pemakaman saudaranya Michael, yang meninggal karena sakit beberapa hari setelah mantan presiden itu dipenjara.
Kekerasan pun saat ini telah mereda, dan enam orang termasuk seorang DJ radio sejauh ini telah ditangkap dengan tuduhan menghasut untuk melakukan kekerasan publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News