Pasukan keamanan Republik Demokratik Kongo. Foto: AFP
Pasukan keamanan Republik Demokratik Kongo. Foto: AFP

35 Tewas dalam Perampokan di Tambang Emas Kongo

Medcom • 09 Mei 2022 20:09
Bunia: Sekelompok perampok menewaskan setidaknya 35 orang dalam serangan di sebuah tambang emas di Ituri, titik perselisihan di timur laut Republik Demokratik Kongo. Bayi berusia 4 bulan berada di antara korban tewas tersebut.
 
Seorang pejabat lokal, Jean-Pierre Bikilisende, dari pemukiman pedesaan Mungwalu di Djugu, Ituri, mengatakan kelompok bersenjata CODECO yang melakukan serangan terhadap tambang rakyat.
 
Ia mengatakan kelompok itu menyerang tambang emas Camp Blanquette. Sebanyak 29 mayat telah diambil, sementara enam mayat yang terbakar ditemukan terkubur di lokasi tersebut.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Ini adalah jumlah korban sementara," ucapnya, mengingat ada korban tewas yang dibuang ke lubang tambang.
 
Di sisi lain, sejumlah warga sipil lain dilaporkan hilang.
 
“Pencarian terus berlanjut,” tegasnya, seperti dikutip dari Yahoo News, Senin 9 Mei 2022.
 
Bikilisende mengaku bahwa Camp Blanquette berada di hutan dan jauh dari pos militer, sehingga bantuan datang terlambat.
 
Cherubin Kukundila, seorang tokoh sipil di Mungwalu, mengatakan sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan itu.
 
Ia menyebut beberapa orang luka-luka, sembilan di antaranya terluka parah. Korban luka-luka dirawat di rumah sakit Mungwalu.
 
Selama serangan, toko-toko dirampok, hasil tambang diambil, dan rumah-rumah dibakar oleh para perampok.
 
Tambang Camp Blanquette berjarak 7 kilometer dari Mungwalu.
 
CODECO, nama Koperasi untuk Pembangunan Kongo, adalah sekte politik-agama yang mengeklaim mewakili kepentingan kelompok etnis Lendu.
 
Komunitas Lendu dan Hema telah lama berselisih, yang telah mengakibatkan ribuan korban jiwa antara 1999 dan 2003, sebelum campur tangan pasukan penjaga perdamaian Eropa.
 
Kekerasan kemudian berlanjut pada tahun 2017, di mana ini disebut sebagai akibat munculnya CODECO. CODECO dipandang sebagai salah satu kelompok bersenjata paling mematikan yang beroperasi di timur negara itu. Kelompok ini juga disebut melakukan sejumlah pembantaian etnis di Provinsi Ituri.
 
Kelompok bersenjata tersebut melancarkan serangan terhadap tentara dan warga sipil, termasuk orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan pemberi bantuan.  Ratusan orang tewas karenanya, dan lebih dari 1,5 juta terpaksa mengungsi.
 
Ituri dan Provinsi Kivu Utara terkepung sejak Mei tahun lalu. Tentara dan polisi telah bergerak menggantikan pejabat senior sebagai upaya membendung serangan kelompok bersenjata.
 
Meski begitu, pihak berwenang tidak mampu menghentikan pembantaian yang kerap dilakukan terhadap warga sipil. (Kaylina Ivani)
 
(FJR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif