“Ketua Partai Persatuan Nasional, Pnina Tamano-Shata mengajukan rancangan undang-undang untuk membubarkan Knesset ke-25,” kata partai tersebut dalam siaran pers, dikutip dari Anadolu, Jumat, 31 Mei 2024.
“Ini terjadi sebagai kelanjutan dari gerakan yang dipimpin oleh pemimpin partai, Menteri Benny Gantz untuk mencapai pemilu dengan konsensus luas bulan Oktober mendatang, setelah satu tahun pembantaian,” lanjut Tamano-Shata, mengacu pada lintas batas negara yang terjadi pada 7 Oktober 2023 sebagai serangan terhadap Israel tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas.
Sementara itu, Tamano-Shata mengatakan bahwa 7 Oktober adalah bencana yang mengharuskan Pemerintah Israel untuk kembali serta menerima kepercayaan masyarakat dalam membangun pemerintahan persatuan yang luas dan stabil.
“(Pemerintahan) yang dapat membawa kita dengan aman untuk menghadapi tantangan besar di bidang keamanan, perekonomian dan semuanya dalam masyarakat Israel,” tambah partai tersebut.
RUU tersebut memerlukan persetujuan melalui tiga kali pembahasan oleh mayoritas sebelum menjadi undang-undang. Namun, belum ada keputusan segera yang diambil mengenai penggunaan RUU tersebut akan dilakukan pemungutan suara.
Di sisi lain, pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memegang 64 dari 120 kursi di Knesset dapat menggagalkan RUU tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Netanyahu telah berulang kali mengumumkan penolakannya untuk mengadakan pemilu selama perang.
Jajak pendapat yang diterbitkan oleh media Israel menunjukkan jika pemilu dini diadakan, partai Gantz akan melampaui Likud yang dipimpin oleh Netanyahu.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan seminggu lalu oleh Otoritas Penyiaran Israel, 70 persen warga Israel mendukung pemilu dini di Knesset.
Meski ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu.
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 36.224 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan lebih dari 81.700 orang terluka.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Selain itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Dalam keputusan terbarunya, ICJ memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelumnya terjadi tanggal 6 Mei. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News