Wilayah Kenya kerap dilanda banjir. Foto: AFP
Wilayah Kenya kerap dilanda banjir. Foto: AFP

15 Orang Dilaporkan Tewas saat Banjir Melanda Kenya

Fajar Nugraha • 06 November 2023 19:14
Nairobi: Sedikitnya 15 orang tewas di Kenya ketika banjir menyapu sejumlah rumah dan menghancurkan lahan pertanian. Banjir ini dipicu hujan lebat yang melanda negara di Afrika itu.
 
Hujan lebat telah mengguyur negara tersebut, terutama di wilayah utara yang kering dalam beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut juga menyebabkan air mengalir ke rumah-rumah dan merendam jalan, dan kejadian serupa juga terjadi di wilayah lain di Afrika Timur.
 
“Sampai kemarin, 15.264 rumah tangga terkena dampaknya, dengan 15 korban dilaporkan,” kata Palang Merah Kenya di X, sebelumnya Twitter.

“Lebih dari 1.000 hewan ternak mati sementara setidaknya 97 hektar lahan pertanian hancur,” tambah pernyataan itu.
 
Badan kemanusiaan PBB, OCHA mengatakan bulan lalu bahwa Afrika bagian timur kemungkinan akan mengalami hujan yang lebih deras dari biasanya selama periode Oktober-Desember karena fenomena El Nino.
 
Departemen Meteorologi Kenya juga memperingatkan pekan lalu bahwa hujan lebat “kemungkinan besar disertai angin kencang”.
 
“Angin kencang dapat menerbangkan atap, menumbangkan pohon, dan menyebabkan kerusakan struktural,” kata Departemen Meteorologi Kenya dalam sebuah peringatan.
 
Gambar yang disiarkan di media lokal menunjukkan air banjir menggenangi seluruh desa dan membuat warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
 
Rekaman dramatis menunjukkan sebuah helikopter sipil menyelamatkan orang-orang dari sebuah truk yang terdampar di wilayah Samburu, sekitar 300 kilometer utara ibu kota Nairobi.
 
El Nino adalah pola cuaca alami yang terkait dengan meningkatnya panas di seluruh dunia, serta kekeringan di beberapa wilayah di dunia dan hujan lebat di wilayah lain.
 
Sejak awal musim hujan saat ini, lebih dari 20 orang tewas dan lebih dari 12.000 lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah Somalia di Ethiopia akibat banjir bandang, kata pemerintah daerah tersebut pada akhir pekan.
 
Setidaknya 14 orang juga tewas di Somalia, kata OCHA dalam laporan situasi yang dirilis pada hari Sabtu.
 
“Setidaknya 47.100 orang telah pindah ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari risiko banjir,” kata badan tersebut, seraya menambahkan bahwa hujan lebat telah memutus akses ke pasar dan lahan pertanian di beberapa daerah.
 
Wilayah Tanduk Afrika adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim, dan kejadian cuaca ekstrem semakin sering terjadi dan semakin intensif.
 
Sejak akhir tahun 2020, Somalia serta sebagian Ethiopia dan Kenya mengalami kekeringan terburuk di kawasan ini dalam 40 tahun terakhir.
 
Pada akhir tahun 2019, sedikitnya 265 orang meninggal dan puluhan ribu orang mengungsi selama dua bulan curah hujan yang tiada henti di beberapa negara di Afrika Timur.
 
Cuaca ekstrem berdampak pada hampir dua juta orang dan menyapu bersih puluhan ribu ternak di Burundi, Djibouti, Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Tanzania dan Uganda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan