Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran melaporkan bahwa peluncuran tersebut juga menunjukkan keberhasilan penggunaan roket Simorgh Iran, yang telah mengalami banyak kegagalan di masa lalu.
Peluncuran dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah atas perang berkelanjutan Israel terhadap kelompok pejuang Hamas Hamas di Jalur Gaza.
Meski tidak melakukan intervensi militer dalam konflik tersebut, Iran menghadapi tekanan yang semakin besar dari pihak teokrasi untuk mengambil tindakan. Terlebih, setelah terjadinya bom bunuh diri dari kelompok Islamic State (ISIS) awal bulan ini dan ketika kelompok proksi seperti pemberontak Houthi di Yaman melakukan serangan terkait perang di Gaza.
Rekaman yang dirilis televisi pemerintah Iran menunjukkan peluncuran roket Simorgh di malam hari.
Analisis Associated Press terhadap rincian rekaman tersebut menunjukkan bahwa peluncuran berlangsung di Pelabuhan Antariksa Imam Khomeini di provinsi pedesaan Semnan, Iran.
Program Luar Angkasa Iran
Saluran televisi nasional Iran menamai satelit yang diluncurkan sebagai Mahda, Kayhan-2 dan Hatef-1. Disebutkan bahwa Mahda merupakan satelit penelitian, sedangkan Kayhan dan Hatef adalah satelit nano yang masing-masing berfokus pada penentuan posisi global dan komunikasi.Sebelumnya, Iran telah lima kali gagal meluncurkan satelit dalam program Simorgh.
Kegagalan roket Simorgh, atau “Phoenix” telah menjadi bagian dari serangkaian kemunduran dalam beberapa tahun terakhir dalam program luar angkasa sipil Iran, termasuk kebakaran fatal dan ledakan roket di landasan peluncuran yang menarik perhatian mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
AS sebelumnya mengatakan peluncuran satelit Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan meminta Teheran untuk tidak melakukan aktivitas yang melibatkan rudal balistik yang mampu menghasilkan senjata nuklir. Sanksi PBB terkait program rudal balistik Iran telah berakhir Oktober lalu.
Baca juga: Iran Sukses Luncurkan Satelit Militer Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News