“Hizbullah siap untuk pertempuran dan tidak akan membiarkan Israel mengamankan kemenangan apa pun,” ujar Wakil Pimpinan Hizbullah Sheikh Naim Qassem, seperti dikutip Anadolu, Rabu 5 Juni 2024.
“Setiap perluasan perang Israel di Lebanon akan disambut dengan kehancuran, penghancuran, dan pengungsian di Israel,” tambah Qassem.
“Jika Israel ingin berperang habis-habisan, kami siap untuk itu,” ucap Qassem.
Hizbullah yang berpihak pada Iran dan Israel telah saling serang selama delapan bulan terakhir bersamaan dengan serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza, Palestina yang menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas dapat terjadi antara kedua musuh yang bersenjata lengkap itu.
Front Lebanon, kata Qassem, secara permanen terkait dengan Gaza, menggemakan sentimen serupa yang diungkapkan oleh kepala Hizbullah Hassan Nasrallah, yang telah berulang kali menggambarkan dukungan kelompok itu untuk Gaza sebagai ‘final’.
Kekerasan lintas batas, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hizbullah mengumumkan pada Selasa bahwa mereka telah meluncurkan satu skuadron pesawat nirawak serang satu arah ke barak militer Israel untuk hari kedua berturut-turut, yang disebutnya sebagai respons terhadap serangan mematikan Israel di Lebanon.
Bukan realitas yang berkelanjutan
Permusuhan tersebut merupakan yang terburuk antara Israel dan Hizbullah sejak mereka berperang pada tahun 2006, dan puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan terpaksa meninggalkan rumah mereka.Kabinet perang Israel akan bertemu pada Selasa malam – terutama untuk membahas front utara, kata seorang pejabat Israel.
Juru Bicara Pemerintah Israel David Mencer pada Selasa mengatakan pertempuran di utara "bukan realitas yang berkelanjutan".
Ia mengatakan Israel berkomitmen untuk memastikan keamanan puluhan ribu warga Israel yang telah dievakuasi dari daerah itu dan memastikan mereka kembali ke rumah.
"Terserah Hizbullah untuk memutuskan apakah ini dapat dicapai melalui cara diplomatik atau dengan kekerasan. Kami membela negara ini dan tidak seorang pun akan terkejut dengan tanggapan kami,” kata Mencer.
Amos Hochstein, penasihat senior Presiden AS Joe Biden yang menjadi pusat upaya diplomatik untuk meredakan eskalasi, mengatakan minggu lalu bahwa perjanjian perbatasan darat antara Israel dan Lebanon yang diterapkan secara bertahap dapat meredakan konflik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News