Pengunjuk rasa di Israel menuntut PM Benjamin Netanyahu mundur dari posisinya. (AFP)
Pengunjuk rasa di Israel menuntut PM Benjamin Netanyahu mundur dari posisinya. (AFP)

Tuntutan Masyarakat Israel Meningkat, Netanyahu Harus Mundur!

Marcheilla Ariesta • 17 Maret 2024 18:02
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus mengundurkan diri. Ini menjadi tuntutan pengunjuk rasa yang berkumpul di kota-kota terbesar Israel pada Sabtu kemarin.
 
Warga Israel marah atas cara pemerintah menangani perang di Gaza. Mereka juga kesal dengan kegagalan pemerintah dalam menjamin pembebasan tawanan Israel yang diyakini ditahan di Gaza.
 
Sementara itu, kepala agen Mossad Israel diperkirakan berada di Qatar hari ini, Minggu, 17 Maret 2024, untuk melakukan perundingan gencatan senjata, banyak warga Israel yang sudah kehabisan kesabaran dengan perang yang kini memasuki hari ke-163.

“Kami ingin pemerintah ini menanggapi kami dengan serius dan mundur. Negara kami adalah untuk rakyat dan bukan untuk kelompok diktator kecil yang menganggap mereka adalah pusat dunia,” kata Guy Ginat, seorang pengunjuk rasa, dilansir dari Al Jazeera.
 
Pengunjuk rasa lainnya, Dana Milo mengatakan, “Di balik setiap korban penculikan yang masih menderita di penawanan Hamas, ada orang-orang yang mereka cintai, yang tidak tidur, tidak makan, dan tidak bisa bernapas.”
 
Para pengunjuk rasa menuduh PM membatalkan pertemuan kabinet perang yang bertujuan untuk menetapkan mandat bagi tim perundingan Israel.
 
Namun kantor Netanyahu membantahnya dan mengatakan pihaknya akan bertemu pada hari Minggu.
 
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka muak dengan kebijakan pemerintah. Menurut mereka, pemerintah gagal menjamin pembebasan para tawanan yang tersisa.
 
Pada Jumat lalu, kelompok Hamas sudah menyampaikan proposal gencatan senjata di Gaza kepada mediator, termasuk Amerika Serikat (AS). Proposal tersebut mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan kebebasan bagi tahanan Palestina, yang 100 diantaranya menjalani hukuman seumur hidup.
 
Hamas mengatakan, pembebasan awal warga Israel akan mencakup perempuan, anak-anak, orang tua dan sandera yang sakit, sebagai imbalan atas pembebasan 700-1.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, menurut proposal tersebut. Pembebasan 'perekrutan perempuan' Israel juga disertakan.
 
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, proposal baru ini masih dinilai sebagai 'tuntutan yang tidak realistis.'
 
Baca juga: Jarang Terjadi, Anggota Senat AS Sebut Netanyahu Sebagai Penghalang Perdamaian
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan