Pasukan Israel mulai lakukan operasi darat di Gaza. Foto: AFP
Pasukan Israel mulai lakukan operasi darat di Gaza. Foto: AFP

Israel Tegaskan Pasukan Darat Mulai Beroperasi di Jalur Gaza

Fajar Nugraha • 04 Desember 2023 10:35
Gaza: Militer Israel mengatakan, pasukan daratnya mulai aktif di Jalur Gaza ketika pasukan Israel mengebom sebagian besar daerah kantong yang terkepung pada Minggu 3 Desember 2023. Serangan itu menewaskan dan melukai puluhan warga Palestina, ketika warga sipil mencari perlindungan di wilayah yang menyusut di Gaza selatan.
 
Kelompok pejuang Hamas mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel sekitar 2 kilometer dari kota selatan Khan Younis. Warga, yang sebagian besar pindah ke sana untuk menghindari serangan sebelumnya dalam konflik tersebut, mengatakan bahwa mereka dapat mendengar tembakan tank dan khawatir akan terjadi serangan darat baru Israel.
 
Militer Israel sebelumnya memerintahkan warga untuk mengevakuasi beberapa daerah di dalam dan dekat kota tersebut, namun tidak mengumumkan adanya serangan darat baru di wilayah selatan.
 
Baca: 700 Warga Palestina Terbunuh di Gaza Selama 24 Jam Terakhir.

“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terus memperluas operasi daratnya terhadap pusat-pusat Hamas di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari kepada wartawan di Tel Aviv, yang merupakan tanda paling jelas bahwa rencana serangan darat di selatan telah dimulai.

“Pasukan ini berhadapan langsung dengan teroris dan membunuh mereka,” tegas Hagari, seperti dikutip Channel News Asia, Senin 4 Desember 2023.
 
Kondisi terbaru memicu kekhawatiran bahwa konflik dapat menyebar dan mengganggu stabilitas kawasan, gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengatakan pihaknya menyerang dua kapal Israel di Laut Merah dengan drone bersenjata dan rudal pada hari Minggu, sebagai upaya untuk mendukung Palestina.
 
Pentagon juga mengatakan pihaknya mengetahui laporan serangan terhadap kapal perang Amerika, USS Carney, tanpa merinci lebih lanjut.
 
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kedua kapal tersebut tidak ada hubungannya dengan Israel.
 
Kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza yang dikuasai Hamas termasuk di antara lokasi yang dilaporkan terkena serangan udara. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan beberapa orang tewas akibat serangan udara Israel.
 
Rekaman yang diperoleh Reuters menunjukkan seorang anak laki-laki yang ditutupi debu abu-abu, duduk menangis di tengah reruntuhan semen dan puing-puing bangunan yang runtuh.
 
“Ayahku syahid,” serunya dengan suara serak. Seorang gadis dengan kaus merah jambu, juga tertutup debu, berdiri di antara tumpukan puing.
 
Pengeboman dari pesawat perang dan artileri juga terkonsentrasi di Khan Younis dan Rafah, kota lain di selatan Gaza, kata warga, dan rumah sakit berjuang untuk mengatasi aliran korban luka.
 
Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy mengatakan, militer telah menyerang lebih dari 400 sasaran selama akhir pekan "termasuk serangan udara ekstensif di wilayah Khan Younis" dan juga membunuh militan Hamas serta menghancurkan infrastruktur mereka di Beit Lahiya di utara.
 
Belum ada komentar mengenai laporan serangan spesifik tersebut.
 
Peperangan baru terjadi setelah berakhirnya jeda tujuh hari pada hari Jumat dalam pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas yang memungkinkan pertukaran 105 sandera yang ditahan oleh Hamas, sebagian besar dari mereka adalah warga Israel, dengan 240 tahanan Palestina.
 
Kekerasan terbaru ini terjadi meskipun ada seruan dari Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, agar Israel membatasi kerugian terhadap warga sipil Palestina dalam fase baru serangannya, yang terfokus di wilayah selatan.
 
Lebih dari 15.523 orang telah tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dalam hampir dua bulan peperangan yang terjadi setelah serangan lintas batas Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 warga Israel dan sekitar 240 orang disandera. Israel mengatakan Hamas terus menyandera 136 orang.
 
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas. Kelompok yang didukung Iran bersumpah akan menghancurkan Israel. Serangan awal Hamas dan perang berikutnya merupakan episode paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
 
Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon, menuduh Israel melakukan strategi yang disengaja dengan mendesak warga sipil Gaza ke selatan untuk menjebak dan membunuh mereka di sana.
 
“Sudah jelas bahwa klaim pendudukan mengenai keberadaan daerah aman di selatan Jalur Gaza, dan seruan terus-menerus agar warga pergi ke sana, adalah rencana dan jebakan terencana untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil tak bersenjata dan orang-orang yang mengungsi di wilayah selatan,” katanya kepada wartawan tanpa menyebutkan bukti.
 
“Tidak ada area yang aman,” tegas Hamdan.
 
Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar namun secara konsisten mengatakan pihaknya menargetkan benteng militer Hamas dan telah meminta warga sipil untuk pindah ke zona aman sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan kemanusiaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan