Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Foto: AFP
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Foto: AFP

Muncul Tuduhan Iran Berencana Bunuh Donald Trump Sebelum Kejadian Pennsylvania

Fajar Nugraha • 17 Juli 2024 10:17
Teheran: Dinas Rahasia Amerika Serikat (AS) atau Secret Service telah mengklaim memperoleh bukti yang menunjukkan bahwa Iran secara aktif berencana membunuh mantan Presiden AS Donald Trump sebelum pemilihan November.
 
Menurut dua pejabat senior AS, pemerintahan Biden telah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, termasuk intelijen manusia. Informasi itu mengenai ancaman dari Teheran yang terkait dengan potensi tindakan kekerasan terhadap Trump.
 
Iran telah lama memendam niat untuk membalas Trump atas pembunuhan jenderal utamanya, Qassem Soleimani, pada tahun 2020. Para pejabat mencatat bahwa meskipun rencana ini telah dipertimbangkan selama bertahun-tahun, intelijen baru-baru ini menunjukkan adanya peningkatan dalam upaya Teheran. Mereka memperingatkan kemungkinan upaya pembunuhan terhadap Trump dalam beberapa minggu mendatang.

Namun, seorang juru bicara Iran di AS membantah keras klaim tersebut. "Tuduhan ini tidak berdasar dan bias. Dari sudut pandang Republik Islam Iran, Trump adalah seorang penjahat yang harus diadili dan dihukum di pengadilan karena memerintahkan pembunuhan Jenderal Soleimani,” kata ujar pihak Iran, seperti dikutip Hindustan Times.
 
“Iran telah memilih jalur hukum untuk meminta pertanggungjawabannya,” imbuhnya.
 
Secret Service dalam keadaan siaga tinggi setelah menerima informasi intelijen tentang rencana pembunuhan Iran terhadap Trump.
 
Sebelumnya, CNN melaporkan bahwa AS telah menerima informasi intelijen tentang rencana Iran untuk membunuh Trump sebelum Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, berusaha membunuh mantan presiden itu dalam rapat umum di Pennsylvania.
 
Sedangkan menurut ABC News, AS telah menanggapi ancaman ini dengan serius dengan menawarkan perlindungan keamanan kepada Mike Pompeo, mantan menteri luar negeri, dan John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional.
 
Anthony Guglielmi, Kepala Komunikasi Secret Service, menyatakan, “Secret Service dan lembaga lainnya terus-menerus menerima informasi ancaman potensial baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya, sebagaimana diperlukan.”
 
“Kami tidak dapat mengomentari aliran ancaman tertentu selain mengatakan bahwa Secret Service menanggapi ancaman dengan serius dan menanggapinya sebagaimana mestinya,” tegas Guglielmi.
 
Pada Selasa, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson juga mengatakan, “Kami telah berulang kali dan secara konsisten memberi pengarahan kepada publik dan Kongres tentang keberadaan ancaman-ancaman ini. Kami telah berulang kali bertemu di tingkat tertinggi pemerintahan kami untuk mengembangkan dan menerapkan respons yang komprehensif terhadap ancaman-ancaman ini.”
 
“Mereka telah melacak ancaman-ancaman Iran terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun, sejak pemerintahan terakhir,” ujar Watson.
 
“Kami telah menginvestasikan sumber daya yang luar biasa dalam mengembangkan informasi tambahan tentang ancaman-ancaman ini, mengganggu individu-individu yang terlibat dalam ancaman-ancaman ini dan secara langsung memperingatkan Iran,” pungkas Watson.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan