Ketiga korban tewas merupakan personel penjaga perdamaian asal Burundi.
"Sekjen PBB mengutuk keras serangan sekelompok orang tak dikenal terhadap pertahanan nasional Republik Afrika Tengah," tutur Dujarric, mengutip pernyataan resmi Guterres.
"Beliau juga mengutuk serangan terhadap Misi Stabilisasi Terintegrasi dan Multidimensional PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA) di Dekoa, prefektur Kemo, dan di Bakouma, prefektur Mbomou," lanjutnya, dilansir dari laman ANI pada Sabtu, 26 Desember 2020.
Guterres juga menyampaikan belangsungkawa mendalam kepada keluarga dari tiga korban tewas, dan untuk pemerintah serta masyarakat Burundi. "Beliau berharap semua korban luka segera sembuh," sebut Dujarric.
Baca: Tiga Wartawan Rusia Dibunuh di Republik Afrika Tengah
Menurut Guterres, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB dapat dikategorikan sebagai suatu kejahatan perang. Ia menyerukan otoritas Republik Afrika Tengah untuk menginvestigasi serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB, dan segera menyeret pelakunya ke hadapan hukum.
Dalam pernyataannya, Guterres juga menekankan kembali komitmen PBB bersama mitra-mitra internasional dalam mendukung perdamaian dan stabilitas di Republik Afrika Tengah.
Februari tahun lalu, Pemerintah Republik Afrika Tengah menyepakati perjanjian damai dengan 14 grup pemberontak. Perjanjian disepakati usai berlangsungnya dialog damai di Sudan.
CAR, negara yang tidak stabil sejak merdeka dari Prancis pada 1960, jatuh ke jurang krisis keamanan pada 2013. Di tahun itu, sejumlah pemberontak dari grup Seleka merebut kekuasaan di CAR, negara mayoritas pemeluk agama Kristen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News