Doha: Delegasi Hamas bertemu dengan mediator Qatar dan Mesir di Doha untuk membahas gencatan senjata di Gaza dan kemungkinan pertukaran sandera dan tahanan. Hamas mengatakan kepala negosiatornya Khalil al-Hayya bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel.
Kelompok pejuang Palestina itu mengatakan, mereka telah membahas perkembangan mengenai perjuangan Palestina dan agresi di Jalur Gaza tanpa mengindikasikan bahwa pembicaraan telah menghasilkan terobosan.
Laman France24, Kamis, 12 September 2024 melaporkan, negosiasi di balik layar selama berbulan-bulan yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah gagal mengamankan penghentian pertempuran antara Hamas dan Israel, kecuali gencatan senjata selama satu minggu yang dimulai pada akhir November.
Selama satu-satunya jeda dalam perang yang sekarang telah berlangsung selama 11 bulan, 105 sandera dibebaskan ke Israel dengan imbalan 240 tahanan Palestina berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh para mediator.
Putaran mediasi terkini yang diadakan di Doha dan Kairo didasarkan pada kerangka kerja yang ditetapkan pada Mei oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan "proposal penghubung" yang disampaikan kepada para pihak pada Agustus.
Pernyataan Hamas menegaskan kembali kesiapannya untuk segera menerapkan perjanjian gencatan senjata berdasarkan deklarasi Presiden Biden.
Tekanan untuk mencapai kesepakatan meningkat setelah otoritas Israel mengumumkan kematian enam sandera pada awal September ketika jasad mereka ditemukan dari terowongan Gaza.
Namun dalam menghadapi seruan eksternal untuk mencapai kesepakatan, baik Israel maupun Hamas secara terbuka mengisyaratkan posisi negosiasi mereka semakin kuat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan kembali seruannya agar Israel mengendalikan apa yang disebut Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir, titik kritis utama dalam negosiasi, dengan mengatakan bahwa hal itu diperlukan untuk menghentikan Hamas mempersenjatai diri kembali.
Pekan lalu, Mesir dan kemudian Qatar menolak tuduhan bahwa perbatasan tersebut digunakan untuk mempersenjatai Hamas, menuduh Netanyahu mencoba mengalihkan opini publik Israel dan menghalangi kesepakatan gencatan senjata.
Dalam pernyataan Rabu kemarin, Hamas juga menegaskan kembali tuntutannya agar Israel menarik diri dari "semua wilayah Gaza". Kelompok militan tersebut juga mengklaim tidak mengajukan tuntutan lebih lanjut kepada negosiator dan pada saat yang sama "menolak persyaratan baru apa pun untuk perjanjian ini dari pihak mana pun".
Baca juga: Perang Gaza Masuki Bulan ke-12, Harapan Gencatan Senjata Masih Tipis
Cek Berita dan Artikel yang lain di