Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, dan didukung oleh Washington, mengatakan mereka telah “mengusir orang-orang bersenjata rezim yang telah menyusup ke wilayah Dheiban” di Provinsi Deir Ezzor dalam bentrokan yang meletus pada hari Senin.
Awal bulan ini, di wilayah yang sama terjadi bentrokan selama 10 hari antara SDF dan suku bersenjata Arab yang menewaskan 90 orang.
Organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan, pertempuran terbaru terjadi ketika pejuang pro-pemerintah menyeberangi sungai Efrat. Sungai ini yang memisahkan pasukan pro-pemerintah di barat daya Deir Ezzor dari SDF di timur laut.
Dikatakan 21 orang yang tewas adalah loyalis Damaskus dan tiga lainnya adalah pejuang SDF. Seorang wanita juga terbunuh.
“Para pejuang loyalis telah menyeberangi Sungai Eufrat di bawah perlindungan pemboman tanpa pandang bulu terhadap posisi mereka,” sebut pernyataan SDF, seperti dikutip AFP, Selasa 26 September 2023.
Bentrokan awal bulan ini meletus setelah SDF menangkap seorang komandan militer Arab setempat yang sebelumnya merupakan sekutunya.
SDF mengatakan pada saat itu bahwa mereka telah mengusir para pendukung komandan yang ditahan tersebut dari suku-suku Arab di wilayah tersebut.
Mereka bersikeras bahwa perselisihan tersebut sepenuhnya merupakan perselisihan lokal dan bukan akibat dari perpecahan yang lebih luas antara pasukan yang didominasi Kurdi dan komunitas Arab yang merupakan mayoritas di beberapa wilayah yang berada di bawah kendali mereka.
Menurut Observatorium, yang memiliki jaringan luas di Suriah, beberapa pejuang Arab yang melarikan diri ke wilayah yang dikuasai pemerintah setelah bentrokan awal bulan ini ikut serta dalam serangan minggu ini.
SDF adalah sekutu utama Washington di Suriah dalam perlawanannya melawan kelompok ISIS, yang berpuncak pada kekalahan para jihadis di wilayah terakhir mereka di Suriah di tepi kiri Sungai Eufrat pada tahun 2019. SDF terus mendapat dukungan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News