Mengutip dari Malay Mail, Selasa, 9 April 2024, seorang pejabat dari Lembaga Transportasi Laut (INTRASMAR) mengatakan bahwa 'feri' yang membawa 130 penumpang itu sebenarnya adalah kapal penangkap ikan yang kelebihan muatan dan tidak memiliki izin untuk mengangkut orang.
Kapal tersebut mengangkut warga dari Lunga di provinsi Nampula ke Pulau Mozambik pada hari Minggu, ucap administrator INTRASMAR Lourenco Machado di saluran televisi pemerintah. Ia menyebutkan bahwa laporan awal menunjukkan kapal tersebut terbalik dan tenggelam setelah diterjang gelombang pasang.
Para penumpang dilaporkan melarikan diri dari wabah kolera dan menaiki kapal feri tersebut, kata Kantor Sekretaris Negara Provinsi Nampula dalam sebuah pernyataan. Sepuluh orang telah berhasil diselamatkan, dan hampir 20 lainnya masih hilang.
Nyusi mengaku sedih atas tragedi ini, dan telah mengarahkan menteri transportasi Mozambik untuk mengunjungi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
"Pemerintah Mozambik akan bertemu besok untuk menilai situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan dampak dari insiden ini," ucap pernyataan dari kantor kepresidenan Nyusi.
Video yang diperoleh Reuters menunjukkan banyak jenazah tergeletak di pinggir pantai, dan beberapa warga terlihat mengevakuasi jenazah anak-anak.
Mozambik dan negara-negara lain di Afrika Selatan telah berjuang melawan wabah kolera sejak tahun lalu.
Data pemerintah Mozambik menunjukkan negara itu mencatat 15.051 kasus kolera sejak Oktober, yang mengakibatkan 32 kematian. Hingga Minggu, provinsi Nampula mencatat 5.084 kasus kolera dengan 12 kematian.
Baca juga: 96 Orang Termasuk Anak-Anak Tewas dalam Kecelakaan Kapal di Mozambik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
