"Arab Saudi menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Laut Merah, di mana kebebasan navigasi merupakan tuntutan internasional dan kepentingan seluruh dunia," kata pernyataan Arab Saudi, dilansir dari Ashraq Al-Awsat, Jumat, 12 Januari 2024.
"Arab Saudi menyerukan untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik di wilayah ini," sambung mereka.
Arab Saudi menggarisbawahi pentingnya menegakkan keamanan dan stabilitas di Laut Merah, dengan mengutip hukum internasional yang menjamin perjalanan, keselamatan, dan navigasi tanpa batas bagi semua negara dan kapal.
Menurut mereka, posisi Arab Saudi sejalan dengan strategi resolusi diplomatik. Negeri Petro Dolar juga menganjurkan pengendalian konflik dan penciptaan kondisi yang kondusif untuk mendorong keamanan dan stabilitas global.
"Sikap ini konsisten dengan sikap tegasnya terhadap krisis dan konflik di kawasan ini dan di seluruh dunia," tegas mereka.
Arab Saudi memperingatkan bahwa eskalasi militer apa pun di wilayah tersebut dapat memperburuk situasi dan memperparah krisis.
Selain itu, Kerajaan Arab Saudi juga mendesak komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya dan berkolaborasi dalam mencari solusi yang dapat mengurangi ketegangan.
?
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah melakukan semakin banyak serangan di Laut Merah sejak perang Gaza meletus dan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober.
Dengan dalih 'pertahanan' Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan balasan terhadap pemberontak Houthi di Yaman dalam ‘aksi defensif’ setelah serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, serangan terhadap Houthi dilakukan dengan “dukungan” dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda, dan menambahkan bahwa dia “tidak akan ragu” untuk memerintahkan tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan.
Baca juga: Biden Berdalih AS dan Inggris Serang Houthi dalam ‘Aksi Defensif'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News