Laporan media menyebutkan, operasi yang dilakukan warga Palestina terjadi di pos pemeriksaan Awarta dekat kota Nablus.
Situs web lokal Israel Walla! telah melaporkan bahwa tentara Israel telah mengerahkan pasukan udara dan khusus untuk mengejar orang yang diduga melakukan operasi tersebut.
“Operasi tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan yang semakin mematikan oleh rezim Israel di seluruh wilayah pendudukan yang semakin meningkat sejak 7 Oktober, ketika rezim tersebut memulai perang genosida terhadap Jalur Gaza,” menurut Press TV, Kamis 30 Mei 2024.
Ratusan warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat sejak dimulainya perang yang sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 36.171 orang di Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Gerakan perlawanan yang berbasis di Gaza, Hamas, memuji insiden tabrakan mobil tersebut sebagai “operasi heroik” dan “perpanjangan dari kemarahan dan meningkatnya gelombang perlawanan di Tepi Barat.”
Kelompok tersebut juga menyebut operasi tersebut sebagai “respon alami terhadap musuh kriminal, yang melakukan pembantaian tanpa memperhatikan nilai-nilai, norma, dan hukum internasional.”
Jihad Islam, kelompok perlawanan Hamas yang bermarkas di Gaza, ikut serta dan mengatakan bahwa operasi tersebut “dilakukan dalam kerangka respons terhadap perang genosida terbuka yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami di Gaza.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News