“Pengungsian massal di Jalur Gaza terus berlanjut,” kata badan kemanusiaan PBB (UNOCHA) dalam sebuah pernyataan yang dikirim pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Hingga Rabu malam, jumlah pengungsi di Gaza telah meningkat sebanyak 75.000 orang dari angka yang diberikan 24 jam sebelumnya. Menurut UNOCHA mencapai 338.934 orang.
Pengumuman itu disampaikan ketika Israel menggempur sasaran-sasaran Hamas di Jalur Gaza, sebagai respons terhadap serangan mendadak yang dilakukan militan pada Sabtu.
Pasukan Israel mengatakan, 1.300 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan gencar tersebut – yang terburuk dalam sejarah negara tersebut.
Di Gaza, para pejabat melaporkan lebih dari 1.000 orang tewas akibat serangan udara dan artileri Israel yang berkelanjutan.
UNOCHA mengatakan, hampir 220.000 orang, atau dua pertiga dari pengungsi, mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina, UNRWA.
Dan hampir 15.000 orang lainnya mengungsi ke sekolah-sekolah yang dikelola oleh Otoritas Palestina, sementara lebih dari 100.000 orang dilindungi oleh kerabat, tetangga dan gereja serta fasilitas lainnya di Kota Gaza.
UNOCHA mengatakan, sekitar 3.000 orang telah mengungsi di wilayah kantong tersebut sebelum serangan Sabtu.
“Pengeboman telah menghancurkan atau membuat sedikitnya 2.540 unit rumah di Gaza tidak dapat dihuni,” kata UNOCHA, mengutip angka dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Gaza.
“Sebanyak 22.850 unit rumah lainnya mengalami kerusakan sedang hingga ringan,” lanjut mereka.
Badan PBB tersebut juga menyuarakan kekhawatiran atas kehancuran signifikan infrastruktur sipil yang rusak akibat penembakan tersebut.
Pernyataan tersebut antara lain menyebutkan bahwa fasilitas pembuangan limbah yang melayani lebih dari satu juta orang telah terkena serangan udara, menyebabkan limbah padat menumpuk di jalan-jalan, sehingga menimbulkan ancaman kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News