Pertempuran di Tigray terjadi selama beberapa pekan terakhir. Partai TPLF yang mengontrol Mekelle bersumpah untuk terus berjuang.
Baca: 600 Warga Sipil Tigray Tewas dalam Pembantaian di Ethiopia.
Mekelle sendiri merupakan sebuah kota yang berpenduduk 500 ribu orang. Dalam melancarkan aksi mereka melawan 'pemberontak', militer mendesak para penduduk tinggal di rumah.
Fase terakhir ofensif militer ini dilancarkan setelah berakhirnya ultimatum 72 jam dari sang PM. Ia berbicara mengenai strategi militer di mana personel tertinggi TPLF akan diadili tanpa merugikan warga sipil atau properti di dalam dan sekitar Mekelle.
Tidak jelas strategi tersebut seperti apa, namun menurut PM Abiy, tidak akan mudah dijalankan.
Serangan artileri, seperti yang disarankan seorang pejabat militer pekan lalu, dalam serangan udara sangat sulit dilakukan tanpa membunuh warga sipil dan menghancurkan infrastruktur sipil.
"Perhatian besar akan diambil untuk melindungi warga sipil dan semua upaya akan dilakukan untuk membatasi kerusakan di Mekelle," tutur Abiy, dilansir dari BBC, Jumat, 27 November 2020.
"Saya mendesak warga Mekelle dan sekitarnya untuk melucuti senjata, tinggal di rumah, dan menjauhi sasaran militer," tegasnya.
Ia menambahkan, situs religi, bersejarah, institusi dan kawasan pemukiman tidak akan menjadi sasaran dalam serangan 'fase terakhir' ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News