Tadi malam, parlemen Israel atau Knesset mengesahkan pemerintahan baru Israel yang mendepak Benjamin Netanyahu untuk digantikan Bennett.
"Saya rasa kebijakan-kebijakan Israel tidak akan berubah di dalam pemerintahan baru," kata Khatibzadeh, dilansir dari laman Haaretz.
Iran merupakan musuh bebuyutan Israel. Selama ini, kedua negara saling melontarkan serangan, terutama terkait dengan program nuklir Iran. Israel meyakini Iran diam-diam tengah mengembangkan senjata nuklir, yang nantinya dapat dipakai untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.
Teheran membantah semua tuduhan tersebut, dan menegaskan program nuklirnya dijalankan untuk tujuan damai.
Berbicara usai pemungutan suara di Knesset, Bennett mengatakan bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir. Pernyataan ini merupakan respons terhadap perkataan Netanyahu, yang menilai Bennett tidak akan mengambil tindakan tegas terhadap Iran.
"Melanjutkan perjanjian nuklir dengan Iran adalah sebuah kesalahan yang akan melegitimasi salah satu rezim paling berbahaya di dunia," tutur Bennett.
Sekitar dua jam usai voting di Knesset, Bennett berbicara dengan Presiden AS Joe Biden via telepon. "Kedua pemimpin sepakat untuk terus berkoordinasi atas segala hal terkait keamanan kawasan, termasuk soal Iran," sebut pernyataan Gedung Putih.
Baca: Naftali Bennett, Sosok Multidimensi yang Menjadi PM Baru Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News