Seorang juru bicara mengatakan, AS bersedia menggunakan semua tindakan untuk menyelesaikan krisis.
"Amerika Serikat menghentikan bantuan dari USD700 juta dalam alokasi bantuan darurat dana dukungan ekonomi untuk Sudan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price, dilansir dari Russia Today, Selasa, 26 Oktober 2021.
Ia menambahkan, tidak ada uang bantuan yang sudah ditransfer sejauh ini.
Pendanaan itu dimaksudkan membantu transisi Sudan ke pemerintahan demokratis setelah pemimpin lama, Omar Bashir digulingkan dari kekuasaan pada 2019.
Namun, pada Senin kemarin, transisi tersebut menjadi kacau ketika militer menangkap Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menteri lainnya dalam serangan sebelum fajar. Perwira militer Abdel Fattah Al-Burhan membubarkan pemerintah dan mengumumkan bahwa militer sendiri akan mengambil alih sisa transisi.
Baca juga: 7 Pedemo Antikudeta Sudan Tewas Ditembaki Militer
Price mengatakan, pejabat AS belum diperingatkan tentang kudeta. Jadi ia tidak bisa memberikan informasi mengenai keberadaan dan kondisi Hamdok.
Ia meminta militer Sudan untuk segera membebaskan para pejabat yang ditahan.
"AS bersedia menggunakan setiap dan semua tindakan yang tepat untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang mungkin mencoba menggagalkan keinginan dan aspirasi rakyat Sudan," lanjutnya.
Price tidak merinci tindakan apapun saat ini, namun ia berulang kali menyebut protes damai yang terjadi di Sudan sebagai sesuatu yang menekan militer. Namun, tak lama setelah pengarahan Price, sebuah pertemuan kelompok sipil dan politik Sudan yang menyebut diri mereka 'Kekuatan Kebebasan dan Perubahan' menyerukan pembangkangan sipil massal.
Kelompok itu mengatakan akan memenuhi jalan dengan pengunjuk rasa dan menggulingkan junta militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News