Tidak hanya itu, Haniyeh juga dikenal sebagai Kepala Tim Negosiator gencatan senjata Hamas. Dia beberapa kali memimpin Hamas melakukan negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza yang juga dilakukan di Qatar.
Melihat insiden tersebut, mengapa Iran menjadi lokasi yang dipilih untuk melakukan pembunuhan terhadap Haniyeh. Apakah Qatar dianggap cukup kuat untuk menghalau pembunuhan Haniyeh.
Untuk melihat kejadian ini, dapat dibandingkan kekuatan militer Iran dan Qatar. Kekuatan itu tersebut dirangkum oleh Medcom.id, sebagai berikut:
Iran
Angkatan bersenjata Iran termasuk yang terbesar di Timur Tengah, dengan sedikitnya 580.000 personel tugas aktif dan sekitar 200.000 personel cadangan terlatih yang terbagi di antara tentara tradisional dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), menurut penilaian tahunan tahun lalu oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis.Tentara dan Garda masing-masing memiliki pasukan darat, udara, dan laut yang terpisah dan aktif, dengan Garda bertanggung jawab atas keamanan perbatasan Iran. Staf Umum Angkatan Bersenjata mengoordinasikan cabang-cabang dan menetapkan strategi keseluruhan.
Garda juga mengoperasikan Pasukan Quds, unit elit yang bertugas mempersenjatai, melatih, dan mendukung jaringan milisi proksi di seluruh Timur Tengah.
Sementara menurut situs Global Firepower indeks, Iran berada pada urutan 14 GFP Index. Negeri Mullah memiliki 0,2269 (skor 0,0000 dianggap sempurna).
Iran memiliki berbagai macam rudal yang mematikan. Salah satu yang paling jadi andalan adalah Khorramshar yang merupakan intermediate-range ballistic missile (IRBM) yang memiliki jarak 2.000 kilometer. IRGC juga merilis rudal hipersonik pertama pada Juni 2023 yang disebut Fattah. IRGC mengklaim rudal itu memiliki jarak tempuh 1.400 kilometer dan memiliki kecepatan hingga mach 15.
Iran juga memiliki rudal Shahab-3. Bersama dengan rudal Fattah, rudal tersebut bisa dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Berbagai kemampuan militer juga dimiliki oleh Iran, namun ada beberapa kemampuan itu yang belum terverifikasi.
Qatar
Negara ini memiliki perekonomian berpendapatan tinggi, didukung oleh cadangan gas alam dan minyak terbesar ketiga di dunia. Qatar merupakan salah satu pengekspor gas alam cair terbesar di dunia dan penghasil emisi karbon dioksida per kapita terbesar di dunia.Memiliki kemampuan semacam itu membuat Qatar bisa melengkapi militernya dengan alat-alat canggih dan berteknologi terkini.
Namun Qatar menurut GFP Index berada pada peringkat 63 dari 145. Negara kaya ini memiliki skor PwrIndx 1.0789. Personel yang dimiliki oleh Qatar dilaporkan mencapai 11.800 orang, kekuatan Qatar merupakan kedua terkecil di Timur Tengah.
Qatar kini dilengkapi dengan kendaraan tempur paling modern buatan Jerman, termasuk tank tempur utama Leopard 2A7+, howitzer gerak sendiri PzH 2000 155 pada lapis baja beroda rantai, kendaraan lapis baja Dingo 2 HD 4x4, dan Fennek, kendaraan lapis baja pengintai ringan 4x4.
Qatar telah membeli Dingo 2 HD (Heavy Duty), versi terbaru dari kendaraan lapis baja 4x4 dalam keluarga Dingo. Qatar adalah pelanggan pertama Dingo 2 HD, setelah menerima pengiriman 14 kendaraan dalam tiga versi, ambulans, pos komando, dan kendaraan pengintai radar. Kendaraan ini juga telah dioptimalkan untuk digunakan pada suhu lingkungan yang tinggi.
Dingo 2 HD didasarkan pada sasis UNIMOG FGA20 dan memiliki muatan yang lebih besar dengan berat kotor kendaraan maksimum hingga 20.000 kg. Garis atap yang ditinggikan di bagian belakang posisi komandan dan pengemudi menambah volumenya untuk fleksibilitas misi, sementara sistem pengisian ban sentral dipasang sebagai standar untuk meningkatkan mobilitas lintas negara.

Jet tempur Eurofighter Typhoon militer Qatar. Foto: BEA Systems
Pesanan pesawat tempur terbaru Qatar telah menambah jumlah pesawat yang dipesan untuk Angkatan Udara Qatar Emiri menjadi 96 pesawat tempur multiperan generasi baru. Ini akan melengkapi armada pesawat tempur yang delapan kali lebih besar dari kekuatan saat ini – perluasan yang tak tertandingi. Dan pesanan terbaru untuk 12 Dassault Rafale tambahan mencakup ketentuan untuk 36 opsi lebih lanjut, yang berpotensi menambah jumlah total menjadi 132 pesawat!
BAE Systems pada akhir Februari mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan 10 Eurofighter Typhoon ke Qatar pada tahun 2023, dengan delapan pesawat berikutnya diserahkan tahun sebelumnya. Total komitmen Doha untuk Typhoon adalah untuk 24 pesawat, dengan pengiriman akan diselesaikan dari lokasi perakitan akhir BAE di Warton pada tahun 2024.
Qatar pada tahun 2024 menandai ulang tahun ke-50 pembentukan resmi angkatan udaranya. Selama kurun waktu tersebut, Angkatan Udara juga telah mengoperasikan Hawker Hunter, Dassault/Dornier Alpha Jet, Dassault Mirage F1, dan Mirage 2000-5 dalam peran tempur. Angkatan Udara saat ini sedang dalam proses memensiunkan Mirage 2000-5 terakhirnya.
Program investasi pesawat tempur Doha merupakan bagian dari perluasan pertahanan besar-besaran yang juga telah membuatnya memiliki pesawat angkut strategis Boeing C-17, pesawat angkut taktis Lockheed Martin C-130J, helikopter serang Boeing AH-64E Apache, dan helikopter angkatan laut dan angkut NH Industries NH90, serta pesawat latih BAE Hawk, Leonardo M-346, dan Pilatus PC-21.
Dari kemampuan di atas, jelas ada maksud tertentu dengan melakukan pembunuhan Haniyeh di Iran. Kemampuan militer Iran yang jauh lebih besar menjadi target utama untuk melakukan pembunuhan.
Operasi Israel di Iran kemungkinan besar ditujukan untuk memancing Iran ke dalam konflik yang lebih besar di Timur Tengah. Iran memang musuh bebuyutan dari Israel dan selama ini Israel selalu berniat untuk melakukan serangan ke Israel.
Keterlibatan Iran dalam perang di Timur Tengah bisa membuka peluang bagi Israel untuk melakukan serangan besar-besaran yang dibantu oleh Amerika Serikat dan Inggris dan pada akhirnya bermaksud untuk berkuasa penuh di Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News