Pemberontak merayakan kemenangan di kota Hama, Suriah, 6 Desember 2024. (AFP)
Pemberontak merayakan kemenangan di kota Hama, Suriah, 6 Desember 2024. (AFP)

Setelah Aleppo dan Hama, Kini Pemerintah Suriah Kehilangan Kota Daraa

Willy Haryono • 07 Desember 2024 17:24
Damaskus: Pemerintah Suriah kembali kehilangan kendali atas kota utamanya. Setelah Aleppo dan Hama, kini pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad kehilangan kota Daraa, kata organisasi pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
 
Mengutip dari Malay Mail, Sabtu, 7 Desember 2024, jatuhnya kota Daraa merupakan pukulan telak lainnya bagi pemerintahan Presiden Assad.
 
Daraa dijuluki "tempat lahirnya revolusi" di awal perang saudara Suriah, setelah para aktivis menuduh pemerintah menahan dan menyiksa sekelompok anak laki-laki karena mencoret-coret grafiti anti-Assad di dinding sekolah mereka pada 2011.

Aleppo dan Hama, dua kota utama lainnya yang diambil dari kendali pemerintah Suriah dalam beberapa hari terakhir, jatuh ke tangan aliansi pemberontak. Sementara kota Daraa jatuh ke tangan kelompok bersenjata lokal, menurut SOHR.
 
“Faksi-faksi lokal telah menguasai lebih banyak wilayah di provinsi Daraa, termasuk kota Daraa. Mereka sekarang menguasai lebih dari 90 persen provinsi tersebut, karena pasukan rezim secara berturut-turut menarik diri,” kata SOHR yang berbasis di Inggris pada Jumat malam, yang mengandalkan jaringan sumber di sekitar Suriah.
 
Provinsi Daraa berbatasan dengan Yordania. Meski gencatan senjata ditengahi sekutu Assad, Rusia, provinsi tersebut telah dilanda kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan, bentrokan, dan pembunuhan yang sering terjadi.

Perang Saudara Suriah

Perang saudara Suriah, yang dimulai dengan tindakan keras Assad terhadap aksi protes demokrasi, telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan memaksa lebih dari separuh penduduk meninggalkan rumah mereka.
 
Tidak pernah dalam perang ini pasukan Assad kehilangan kendali atas begitu banyak kota penting dalam waktu sesingkat itu.
 
Sejak aliansi pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang beraliran Islam melancarkan serangannya pada 27 November, pemerintah Suriah telah kehilangan kota kedua Aleppo dan kemudian Hama di Suriah tengah.
 
Para pemberontak berada di gerbang Homs, kota ketiga Suriah, pada hari Jumat saat pemerintah menarik pasukannya dari Deir Ezzor di timur untuk dikerahkan kembali ke pusat.
 
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada hari Jumat, pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, mengatakan tujuan dari serangan itu adalah untuk menggulingkan Assad.
 
"Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu," kata Jolani kepada CNN.
 
HTS berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah. Dilabeli sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, organisasi itu telah berusaha melembutkan citranya dalam beberapa tahun terakhir.
 
Menurut Fabrice Balanche, seorang dosen di Universitas Lumiere Lyon 2 Prancis, HTS sekarang menguasai wilayah seluas 20.000 kilometer persegi, hampir tujuh kali lipat dari wilayah yang dikuasainya sebelum serangan dimulai.
 
Baca juga:  Assad Semakin Tertekan, Pemberontak Suriah Rebut Kota Hama
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan