Anggota Biro Politik Hamas, Izzat Al-Rishq. (Telegram Hamas)
Anggota Biro Politik Hamas, Izzat Al-Rishq. (Telegram Hamas)

Hamas Menyangkal Minta Tuntutan Gencatan Senjata Baru, Sebut Pejabat AS Pembohong

Riza Aslam Khaeron • 10 September 2024 11:31
Gaza: Kelompok Palestina, Hamas, menyangkal telah meminta tuntutan baru dalam kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel yang berpotensi memperpanjang konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 11 bulan.
 
Hamas membantah berita dari media Amerika Serikat (AS), terutama laporan dari The Washington Post, yang dirilis pada Sabtu, 7 September, terkait adanya tuntutan baru dari Hamas.
 
Mereka menyatakan bahwa Hamas mendesak agar para tahanan militan Palestina yang dipenjara seumur hidup oleh Israel dibebaskan bersama dengan sandera warga sipil Palestina untuk ditukar dengan tahanan tentara Israel dari Hamas, sebuah ide yang disebut para pejabat AS sebagai "pil racun."

"Hamas tidak pernah menuntut permintaan baru kepada para negosiator terkait pembebasan tahanan atau urusan lainnya," kata juru bicara Hamas, Izzat Al-Rishq, pada 8 September, melansir dari Telegram Hamas.
 
Izzat kembali menegaskan bahwa mereka telah menyetujui proposal 31 Mei yang dipromosikan oleh Presiden AS Joe Biden dan Resolusi 2735 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Izzat juga menyatakan bahwa mereka telah menunjukkan fleksibilitas selama negosiasi berlangsung, dengan menyebut bahwa mereka telah meringankan tuntutan pertukaran sandera dari 1 tentara Israel wanita untuk 500 tahanan warga Palestina menjadi 1 tentara Israel untuk 50 tahanan warga Palestina.
 
Seperti sebelumnya, Hamas kembali menyalahkan Netanyahu atas penundaan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera. Hamas menuntut para pejabat AS: "Daripada berbohong tentang tuntutan baru dari kami, mereka seharusnya membujuk Netanyahu untuk menarik kembali tuntutan barunya."
 
"Perjanjian atau proposal yang tidak mencakup penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari Koridor Philadelphi, membuka kembali Pelintasan Perbatasan Rafah, membawa kembali warga sipil Palestina yang terlantar ke rumah mereka, pertukaran tahanan yang serius, serta bantuan dan rekonstruksi untuk rakyat Gaza, tidak akan diterima," ujar Izzat.
 
Meskipun Hamas hanya mengungkit The Washington Post, media asing pertama yang melaporkan terkait tuntutan baru dari Hamas adalah Axios pada Rabu pekan lalu.
 
Berdasarkan laporan Axios, para pejabat AS menyatakan bahwa Hamas menambah jumlah tahanan yang ditukar dari Israel, sebuah tuntutan yang membuat Gedung Putih meragukan bahwa Hamas benar-benar menginginkan kesepakatan.
 
Meskipun pernyataan dari Hamas telah keluar selama dua hari ketika berita ini disusun, belum ada klarifikasi dari pihak Israel, AS, Mesir, maupun Qatar terkait klaim tuntutan baru dari Hamas.
 
Baca Juga:
Pesimistis atas Pertukaran Sandera di Gaza, AS Susun Proposal Baru
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan