Cohen seperti menegaskan kembali posisi Israel yang tidak menganggap dirinya terikat oleh diplomasi. "Kesepakatan yang buruk akan membuat kawasan itu berubah menjadi perang,” ujar Cohen, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Jumat 30 April 2021.
Ketika Presiden Joe Biden mengeksplorasi kemungkinan kembalinya AS ke kesepakatan 2015 untuk menahan program nuklir Iran yang ditinggalkan pendahulunya Donald Trump, Israel telah meningkatkan seruan untuk lebih banyak pembatasan yang akan diberlakukan pada teknologi dan proyek Iran yang sensitif.
Iran, yang minggu ini melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan utusan AS di Wina tentang membalikkan pelanggaran pembalasan atas kesepakatan itu dengan imbalan pencabutan sanksi yang diberlakukan kembali oleh Trump, telah mengesampingkan pembatasan lebih lanjut pada tindakan Iran.
Menteri Intelijen Eli Cohen kemudian mengecam upaya itu.
"Kesepakatan yang buruk akan membuat kawasan itu berubah menjadi perang. Siapapun yang mencari keuntungan jangka pendek harus memperhatikan jangka panjangnya," katanya.
"Israel tidak akan mengizinkan Iran mendapatkan senjata nuklir. Iran tidak memiliki kekebalan di mana pun. Pesawat kami dapat menjangkau ke mana-mana di Timur Tengah dan tentu saja Iran,” tegas Cohen.
Iran mengatakan ambisi nuklirnya untuk tujuan damai. Sementara Cohen mengatakan bahwa selain menolak Iran untuk memperkaya uranium dan mengembangkan rudal balistik, kekuatan dunia harus menghentikan mengguncang negara lain dan mendanai militan.
Pembicaraan Wina telah dibayangi oleh apa yang tampaknya merupakan serangan sabotase timbal balik terhadap kapal Israel dan Iran. Termasuk juga ledakan di pabrik pengayaan Natanz milik Iran yang disalahkan oleh Teheran pada Israel.
Israel mengirim delegasi senior ke Washington minggu ini untuk membahas Iran dengan rekan-rekan AS. Gedung Putih mengatakan sekutu menyetujui "ancaman signifikan" yang ditimbulkan oleh perilaku regional Iran.
Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat, Gilad Erdan, mengatakan pemerintahan Biden akan berkonsultasi dengan Israel tentang kesepakatan nuklir baru. Ini termasuk prospek yang diaanggap kabur.
"Kami menilai, dengan penyesalan kami, bahwa Iran akan menolak diskusi semacam itu," kata Erdan kepada stasiun radio publik Israel Kan, menyinggung desakan Iran untuk memulihkan kesepakatan awal, yang disebut Trump terlalu terbatas dalam ruang lingkup dan durasi.
"Tetapi jika ternyata kami salah, dan Amerika berhasil mengamankan diskusi tentang kesepakatan yang berbeda dan lebih baik, kami pasti akan menjadi bagian dari diskusi itu. Kami menjelaskannya dan pemerintah (Biden) menyambut baik ini, tentu saja,” pungkas Erdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News