Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, sejauh ini tidak ada WNI terdampak kudeta di Niger.
"Kondisi di Niamey (ibu kota Niger) saat ini terpantau aman. Tidak ada perwakilan kita di Niger, namun perwakilan di Abuja, Nigeria, terus memantau," kata Judha dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.
"Berdasarkan komunikasi KBRI Abuja dengan Konsul Kehormatan Niamey, ada satu WNI yang tercatat tinggal di Niamey, dan saat ini sedang cuti di Indonesia, jadi kondisinya aman," sambung Judha.
Sementara itu, ada tiga WNI yang saat ini bekerja di Tahoua. "Dan sudah dihubungi KBRI dan kondisi mereka juga aman," lanjutnya.
Kepala Pengawal Presiden Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani, menyatakan dirinya sebagai pemimpin baru negara itu. Pengumumannya dilakukan dua hari setelah melakukan kudeta.
Tchiani melakukan kudeta dengan alasan menurunnya situasi keamanan di Niger. Negara itu memang terkenal memiliki banyak kelompok ekstremis yang kerap meresahkan masyarakat.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam pernyataannya "mengutuk upaya mengubah pemerintahan secara tidak konstitusional" di Niger.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengecam keras upaya kudeta di Niger, dan dirinya menegaskan mendukung pemerintahan sah.
Niger, negara Afrika Barat yang seluruh wilayahnya berbatasan dengan daratan, diketahui memiliki sejarah kudeta. Negara itu telah menghadapi berbagai kudeta sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 1960.
Baca juga: Tolak Intervensi Militer di Niger, Burkina Faso dan Mali Ancam Deklarasi Perang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News