Sejak 8 Oktober, sehari setelah pecahnya perang di Jalur Gaza, sekutu Hamas, Hizbullah, dan musuh bebuyutannya, Israel, hampir setiap hari saling baku tembak.
Sebagian besar serangan masih terbatas di wilayah perbatasan, namun beberapa diantaranya telah mengenai posisi Hizbullah di wilayah utara dalam beberapa pekan terakhir, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik besar-besaran.
“Pesawat Israel menargetkan bekas gedung Hizbullah di dekat Rumah Sakit Dar Al Amal,” kata seorang sumber keamanan kepada AFP, Selasa 12 Maret 2024.
Pihak keamanan menambahkan bahwa Israel “melakukan serangan lain di sebuah gudang di sebelah barat Baalbek”.
“Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya,” tambahnya.
Gubernur wilayah Baalbek-Hermel, Bachir Khodr, juga mengatakan seorang pria tewas dalam serangan di dekat Baalbek dalam sebuah postingan di platform media sosial X.
Sedangkan, pejabat keamanan lainnya mengonfirmasi serangan tersebut, tanpa menyebutkan korban jiwa.
Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah Lebanon melaporkan serangan udara Israel di dua lokasi, termasuk serangan di gudang.
NNA juga melaporkan serangan Israel "menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di kota selatan Baalbek, Ansar".
“Api dan kepulan asap terlihat membubung dari lokasi yang ditargetkan,” tambah NNA.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa jet-jetnya telah menyerang dua lokasi milik “pasukan udara Hizbullah”.
“Serangan ini merupakan balasan atas serangan pesawat Hizbullah yang diluncurkan ke Dataran Tinggi Golan dalam beberapa hari terakhir,” tambahnya.
Kota Baalbek di lembah Bekaa merupakan benteng pertahanan Hizbullah yang berbatasan dengan Suriah.
Pada 26 Februari, serangan Israel menargetkan Baalbek, sekitar 100 kilometer dari perbatasan, menewaskan dua anggota Hizbullah dalam serangan terdalam ke wilayah Lebanon sejak permusuhan dimulai.
Hizbullah telah berulang kali mengatakan bahwa mereka hanya akan menghentikan serangannya terhadap Israel jika gencatan senjata di Gaza.
Namun Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant baru-baru ini mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza tidak akan mengubah tujuan Israel untuk mengusir Hizbullah dari Lebanon selatan, baik dengan kekerasan atau diplomasi.
Sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober, setidaknya 316 orang, sebagian besar pejuang Hizbullah tetapi juga 53 warga sipil, telah tewas di Lebanon. Di Israel, setidaknya 10 tentara dan tujuh warga sipil tewas dalam permusuhan lintas batas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News