Ia mengatakan tawaran "murah hati" ini meliputi gencatan senjata berkelanjutan selama 40 hari di Jalur Gaza. Selama periode gencatan senjata tersebut, Israel dan Hamas akan saling bertukar sandera serta tahanan.
"Proposal yang diajukan kepada Hamas saat ini mencakup kemungkinan pembebasan ribuan tahanan Palestina," kata Cameron saat berada di Riyadh, Arab Saudi, mengutip dari laman Al Jazeera pada Senin, 29 April 2024.
"Saya berharap Hamas menerima proposal yang sudah disodorkan kepada mereka," tambahnya, seraya mengatakan bahwa perang tidak akan berakhir sampai semua sandera Israel yang ditahan Hamas dibebaskan.
Cameron juga mengatakan bahwa para pemimpin Hamas dan mereka yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober harus meninggalkan Gaza demi terciptanya "cakrawala politik untuk Solusi Dua Negara."
Hamas telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin mengakhiri pertempuran di Gaza secara permanen, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina.
Sementara itu, Israel mempunyai delegasi yang siap berangkat ke Kairo, Mesir pada esok hari. Namun hal itu bergantung pada tanggapan Hamas terhadap usulan gencatan senjata terbaru Israel.
Dapat dipahami bahwa Israel meminta kurang dari 40 dari 130 atau lebih tawanan yang ditahan Hamas, dan sebagai imbalannya, mereka akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang mendekam di beberapa penjara.
Dari sana, gencatan senjata akan berlanjut ke tahap kedua, di mana nantinya akan ada periode "ketenangan berkelanjutan."
Pemilihan kata-kata dalam proposal gencatan senjata terbaru sangat penting karena bahwa Hamas bersikeras harus adanya penghentian permusuhan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, sehingga warga Palestina dapat kembali ke rumah mereka, khususnya di wilayah utara.
Baca juga: Korban Tewas Serangan Udara Israel di Rafah Jadi 22 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News