Warga Gaza Nour Abu Sultan, 29, mengatakan, “tiga hari konflik mengerikan, dan dia tidak bisa tidur selama tembakan dan roket, suara pesawat di atas kita".
Berbeda dengan warga Israel di Kota Sderot, Dalia Harel. Dia "kecewa" mendengar berita tentang gencatan senjata, meskipun kelima anaknya "trauma".
"Kami lelah menjalani operasi militer setiap tahun," kata Harel, seperti dikutip AFP, Senin 8 Agustus 2022.
Baca: Jihad Islam dan Israel Deklarasikan Gencatan Senjata di Gaza. |
"Kami membutuhkan para pemimpin militer dan politik kami untuk menyelesaikannya sekali dan untuk semua. Kami tidak untuk perang, tetapi kami tidak bisa terus seperti ini,” ucap Harel.
Jihad Islam bersekutu dengan Hamas tetapi sering bertindak secara independen. Hamas telah berperang empat kali dengan Israel sejak menguasai Gaza pada 2007, termasuk konflik Mei tahun lalu.
Tentara Israel mengatakan seluruh "kepemimpinan senior sayap militer Jihad Islam di Gaza telah dinetralisir".
Israel telah mengatakan perlu untuk meluncurkan operasi "pre-emptive" atau “pencegahan” pada Jumat melawan Jihad Islam. Menurut Israel, kelompok itu merencanakan serangan yang akan segera terjadi.
Tentara telah membunuh para pemimpin senior Jihad Islam di Gaza, termasuk Taysir al-Jabari dan Khaled Mansour.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News