Israel menggempur Gaza dalam sebuah serangan balasan. Foto: AFP
Israel menggempur Gaza dalam sebuah serangan balasan. Foto: AFP

Israeli-Pejuang Palestina di Gaza Sepakati Gencatan Senjata

Fajar Nugraha • 03 Mei 2023 13:17
Gaza: Seorang warga Palestina yang melakukan aksi mogok makan di penjara Israel dilaporkan tewas pada Selasa 2 Mei 2023. Hal itu memicu baku tembak antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza, sebelum tiga pejabat Palestina mengatakan kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata.
 
Sebelumnya, jet Israel menyerang di Gaza ketika kelompok bersenjata di sana menembakkan serangan roket ke Israel sebagai tanggapan atas kematian Khader Adnan, seorang pemimpin politik terkemuka dari faksi Jihad Islam Palestina. Adnan meninggal setelah mogok makan selama 87 hari di penjara Israel.
 
“Adnan, yang sedang menunggu persidangan, ditemukan tidak sadarkan diri di selnya dan dibawa ke rumah sakit, di mana dia dinyatakan meninggal setelah upaya untuk menyelamatkannya,” kata Layanan Penjara Israel, seperti dikutip dari France24.
 
Baca: Khader Adnan: Tahanan yang Meninggal Saat Mogok Makan di Penjara Israel.


Dia adalah orang Palestina pertama yang mogok makan yang meninggal dalam tahanan Israel dalam lebih dari 30 tahun.
 
Ratusan orang turun ke jalan di wilayah Palestina yang diduduki untuk berunjuk rasa dan meratapi kematian Adnan, yang digambarkan oleh para pemimpin Palestina sebagai pembunuhan.
 
Di Gaza, kelompok payung faksi bersenjata Palestina termasuk Hamas dan Jihad Islam mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan roket yang ditembakkan ke Israel pada siang hari.
 
Militer Israel mengatakan, telah mengidentifikasi setidaknya 30 peluncuran roket yang memicu sirene di Israel selatan termasuk di Ashkelon, sekitar 14 kilometer utara Gaza. Roket-roket itu membuat warga lari ke tempat perlindungan bom.
 
Sebanyak dua roket mendarat di kota kecil Israel Sderot tepat di sebelah timur Gaza, melukai tiga orang, termasuk seorang warga negara asing berusia 25 tahun yang menurut layanan ambulans Israel menderita luka serius akibat pecahan peluru.
 
Pada Selasa malam, kepulan asap membumbung ke langit malam dan ledakan dapat terdengar saat militer Israel mengatakan pihaknya mencapai sasaran di seluruh Gaza termasuk lokasi pembuatan senjata dan kamp pelatihan Hamas, kelompok pejuang yang memerintah Gaza.

Pertempuran berakhir

Juru bicara Jihad Islam Tareq Selmi mengatakan, pertempuran telah berakhir Rabu pagi. Sementara dua pejabat Palestina mengatakan Mesir, Qatar dan PBB membantu mengamankan gencatan senjata "timbal balik dan simultan" yang sebagian besar tampaknya bertahan.
 
Di kota Hebron, Tepi Barat, toko-toko mengamati pemogokan umum. Beberapa pengunjuk rasa membakar ban dan melemparkan batu ke tentara Israel yang menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah mereka. Tidak ada laporan cedera.
 
Sejak 2011, Adnan melakukan setidaknya tiga aksi mogok makan untuk memprotes penahanan tanpa tuduhan oleh Israel. Taktik tersebut telah digunakan oleh tahanan Palestina lainnya, terkadang secara massal, namun tidak ada yang meninggal sejak tahun 1992.
 
Pengacara Adnan, Jamil Al-Khatib dan seorang dokter dari kelompok hak asasi manusia yang baru-baru ini bertemu dengannya menuduh otoritas Israel menahan perawatan medis.
 
"Kami menuntut dia dipindahkan ke rumah sakit sipil di mana dia bisa diawasi dengan baik. Sayangnya, permintaan seperti itu dipenuhi dengan sikap keras kepala dan penolakan," kata Al-Khatib.
 
Adnan, 45, adalah seorang tukang roti dan ayah sembilan anak dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel. Jihad Islam memiliki kehadiran terbatas di Tepi Barat tetapi merupakan kelompok bersenjata paling kuat kedua di Gaza, di mana pasukan Israel melakukan perang singkat melawannya Agustus lalu.
 
Lina Qasem Hassan dari Physicians for Human Rights di Israel mengatakan, dia melihat Adnan pada 23 April, di mana berat badannya turun 40 kg dan kesulitan bergerak dan bernapas tetapi sadar.
 
"Kematiannya bisa dihindari," ucap Qasem Hassan seraya mengatakan beberapa rumah sakit Israel menolak menerima Adnan setelah dia melakukan kunjungan singkat ke ruang gawat darurat mereka.
 
Layanan Penjara mengatakan rawat inap bukanlah pilihan karena Adnan telah menolak "bahkan pemeriksaan awal".
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan