Poster wajah Presiden Suriah Bashar al-Assad terpampang di sebuah kaca jendela area pasar Damaskus pada 21 April 2021. (LOUAI BESHARA / AFP)
Poster wajah Presiden Suriah Bashar al-Assad terpampang di sebuah kaca jendela area pasar Damaskus pada 21 April 2021. (LOUAI BESHARA / AFP)

Suriah Loloskan 14 Capres untuk Pemilu Bulan Depan

Willy Haryono • 25 April 2021 19:05
Damaskus; Sebanyak 14 kandidat telah mengumumkan nominasi mereka untuk mengikuti pemilihan umum presiden Suriah bulan depan. Salah satu kandidat adalah petahana Bashar al-Assad.
 
Dilansir dari laman Libyan Express pada Minggu, 25 April 2021, Majelis Rakyat Suriah telah menerima 12 pendaftaran capres pada Kamis kemarin, termasuk dokumen yang diserahkan Presiden Assad.
 
Satu hari setelahnya, terdapat dua individu lain yang mencalonkan diri untuk mengikuti pemilu Suriah. Mahkamah Konstitusi Agung Suriah kemudian meloloskan semua nominasi tersebut.

Menurut konstitusi Suriah, seorang capres harus meraih setidaknya 35 suara di parlemen. Seorang anggota parlemen hanya bisa menggunakan hak suaranya untuk satu capres.
 
Bashar al-Assad, diyakini akan kembali berkuasa karena tidak adanya oposisi berarti. Pemilu ini akan digelar meski Suriah masih dilanda perang sipil, krisis ekonomi, dan juga pandemi Covid-19.
 
Baca:  Suriah akan Gelar Pemilu Kedua di Tengah Perang Sipil
 
Konflik berkepanjangan di Suriah sejak 2011 telah menewaskan sekitar 400 ribu orang dan membuat lebih dari separuh populasi negara tersebut kehilangan tempat tinggal.
 
Pemilu bulan depan akan menjadi yang kedua Suriah selama berlangsungnya perang sipil. Pemilu sebelumnya pada 2014 dipandang tidak demokratis dan tidak sah oleh oposisi Suriah, Amerika Serikat, dan juga Uni Eropa. Pemilu Suriah 2014 berakhir dengan kemenangan telak Assad di angka 92 persen.
 
Dalam pemilu tersebut, Suriah untuk kali pertama mengizinkan tokoh selain keluarga Assad untuk mencalonkan diri. Namun dua capres kala itu tidak terlalu dikenal masyarakat Suriah.
 
Perang sipil di Suriah bermula dari unjuk rasa damai pro-demokrasi. Namun pasukan keamanan Suriah melakukan tindakan represif terhadap demonstran, yang kemudian memicu kubu oposisi mengangkat senjata dan memerangi pemerintah.
 
Pertempuran pun meletus di seantero Suriah. Konflik ini memicu keterlibatan sejumlah pemberontak, grup ekstremis, dan juga beberapa negara besar dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan