"Israel menyeret wilayah kami ke dalam kekacauan lebih lanjut melalui pembunuhan dan tindakan rahasia yang dimaksudkan untuk membunuh setiap peluang perdamaian," kata Altun dalam unggahannya di platform X, seperti dilansir dari Anadolu Agency.
Altun mengecam pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena berisiko menimbulkan konflik yang lebih luas dan membahayakan warganya sendiri. “Mereka yang membiarkan pemerintah ini harus malu pada diri mereka sendiri,” tambahnya.
Dia mengutuk pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, sebagai "contoh terbaru dari terorisme yang disponsori negara yang secara terang-terangan melanggar kedaulatan negara lain." "Israel menargetkan para pemimpin politik yang mencari solusi jangka panjang," kata Altun.
Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, terbunuh dalam serangan udara di sebuah tempat penginapan.
"Pemerintah Netanyahu telah menunjukkan, berkali-kali, bahwa mereka tidak berkomitmen pada gencatan senjata atau penyelesaian damai," lanjutnya, menambahkan bahwa mereka hanya tertarik pada perluasan "pencurian dan pendudukan tanah Palestina."
Direktur komunikasi Turki itu juga mengecam Instagram, dengan mengatakan bahwa platform media sosial tersebut "secara aktif mencegah orang memposting pesan belasungkawa" atas pembunuhan Haniyeh.
“Ini adalah penyensoran, murni dan sederhana,” ujarnya dan berjanji akan membela kebebasan berbicara.
Altun menegaskan bahwa Turki akan mendukung Palestina di setiap platform, menegaskan bahwa Palestina pada akhirnya akan merdeka. (Shofiy Nabilah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News