Aliran listrik menjadi harapan keselamatan bayi itu. Sementara saat ini, rumah sakit di Gaza sedang mengalami krisis bahan bakar untuk mengisi generator.
Direktur Rumah Sakit Al-Aqsa, Iyad Abu Zahar, mengaku khawatir apabila generator berhenti menyala sedangkan bayi-bayi prematur masih memerlukan bantuan pernapasan.
"Tanggung jawab kami sangat besar," terang Abu Zahar, seperti dilansir dari Huff Post, Senin, 23 Oktober 2023.
Kecemasan juga dirasakan seluruh dokter yang merawat bayi prematur di wilayah Gaza. Sedikitnya 130 bayi prematur masuk kategori 'risiko besar' di enam unit neonatal. Menipisnya stok bahan bakar di Gaza disebabkan blokade Israel terhadap wilayah Palestina yang terkepung tersebut.
Sebanyak 50.000 ibu hamil di Gaza mengalami kesulitan akses layanan kesehatan penting, dan sekitar 5.500 akan melahirkan bulan depan.
Tujuh dari 30 rumah sakit terpaksa ditutup akibat serangan brutal Israel. Selain bahan bakar, Gaza juga mengalami krisis listrik dan air bersih.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa mereka masih memiliki bahan bakar yang cukup untuk kebutuhan kritis selama tiga hari.
"Dunia tidak bisa hanya melihat bayi-bayi ini terbunuh akibat pengepungan di Gaza. Kegagalan untuk bertindak berarti menghukum mati bayi-bayi ini," tutur Kepala Eksekutif Kelompok Bantuan Medis untuk Palestina, Melanie Ward.
Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Dari 20 truk bantuan kemanusiaan yang melintas melalui pintu Rafah menuju Gaza, tidak ada satu pun yang mengangkut bahan bakar. Ini dikarenakan Israel khawatir bantuan bahan bakar akan dialihkan ke tangan kelompok pejuang Hamas. Persediaan bahan bakar yang terbatas di Gaza sejak meletusnya konflik antara Israel dan Hamas telah disalurkan ke generator rumah sakit.Tujuh tanker belakangan ini telah mengambil bahan bakar dari depot PBB di wilayah perbatasan Gaza, tapi belum dikonfirmasi apakah ditujukan untuk rumah sakit.
Tarik Jašarevi?, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menuturkan bahwa sebanyak 150.000 liter atau 40.000 galon bahan bakar diperlukan untuk mencukupi kebutuhan dasar di lima rumah sakit utama di Gaza.
"Jika generator mati, maka inkubator di unit perawatan intensif akan berada dalam situasi yang sangat kritis," ungkap Abu Zahar.
Koordinator Medis untuk Doctor Without Borders di Palestina, Guillemette Thomas, menjelaskan bahwa sejumlah bayi di Gaza bisa terancam nyawanya dalam hitungan jam atau hari jika mereka tidak segera mendapat perawatan khusus.
"Merawat bayi-bayi ini merupakan keadaan darurat nyata, sama halnya dengan keadaan darurat untuk merawat penduduk Gaza yang menderita akibat pengeboman ini sejak dua minggu terakhir," sebut Thomas. (Abdurrahman Addakhil)
Baca juga: India Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza, Totalnya 38,5 Ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News