Pesawat jet tempur F-22 milik Angkatan Udara AS. (AFP)
Pesawat jet tempur F-22 milik Angkatan Udara AS. (AFP)

AS Serang Houthi Lagi, Incar Radar yang Pantau Lalu Lintas di Laut Merah

Willy Haryono • 13 Januari 2024 13:22
Washington: Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan lanjutan terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman pada Jumat kemarin. Serangan ini terjadi satu hari usai AS bersama Inggris menggempur Houthi dengan serangan udara besar-besaran di Yaman.
 
Mengutip dari New York Post, Sabtu, 13 Januari 2024, serangan udara terbaru AS ini menargetkan situs radar yang digunakan Houthi untuk memantau lalu lintas maritim di Laut Merah. Bila dibandingkan sebelumnya, cakupan serangan terhadap Houthi ini lebih kecil.
 
Serangan dilakukan secara sepihak oleh pasukan AS, kata seorang pejabat Washington kepada kepada kantor berita CNN, setelah pemberontak tersebut meluncurkan setidaknya satu rudal balistik anti-kapal pada hari Jumat sebagai tanggapan atas serangan awal yang dipimpin AS dan Inggris.

"Jadi kami melihat satu rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan hari ini," kata Letjen Angkatan Darat Douglas A. Sims II kepada awak media.
 
"Rudal tersebut tidak mengenai kapal apa pun, dan kami masih berupaya mengatasinya," sambungnya.
 
"Dugaan saya adalah, Houthi sedang mencoba mencari tahu di lapangan dan mencoba menentukan kemampuan apa yang masih ada pada mereka," tambah Douglas, seraya menambahkan dirinya yakin Houthi akan melakukan semacam pembalasan lanjutan.
 
Lebih dari 60 sasaran di 28 lokasi di Yaman telah diserang AS dan Inggris pada Kamis malam, setelah Presiden Joe Biden mengizinkan tindakan militer terhadap Houthi sebagai tanggapan atas serangan rudal dan drone yang berulang kali terhadap kapal-kapal asing di Laut Merah.
 
"Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi," kata Biden, dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah serangan pertama.
 
Baca juga:  Sekjen PBB Serukan Penurunan Ketegangan usai AS-Inggris Serang Houthi

'Menanggung Harga Mahal'

Biden memperingatkan bahwa Houthi yang disebut sebagai proksi Iran dapat menghadapi tindakan militer tambahan jika terus mengganggu jalur pelayaran di Laut Merah.
 
"Kami akan memastikan bahwa kami merespons Houthi jika mereka melanjutkan perilaku keterlaluan ini bersama sekutu kami," tegas Biden pada Jumat kemarin.
 
Seorang pejabat senior Houthi mengancam bahwa AS dan Inggris akan menanggung "harga mahal" atas pengeboman tersebut.
 
"Amerika dan Inggris pasti harus bersiap membayar harga yang mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini," tulis Hussein al-Ezzi di media sosial X.
 
Lima pejuang Houthi tewas dan enam lainnya luka-luka dalam serangan hari Kamis, menurut juru bicara militer Houthi Brigjen Jenderal Yahya Saree.
 
"Musuh Amerika dan Inggris memikul tanggung jawab penuh atas agresi kriminalnya terhadap rakyat Yaman, dan hal ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tidak dihukum," tegas Yahya.
 
Para pejabat Iran menuduh serangan itu sebagai "pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman serta pelanggaran hukum internasional."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan