Mengutip dari Anadolu Agency, Minggu, 7 Juli 2024, ribuan orang di Kaplan Square di pusat kota Tel Aviv menuntut kesepakatan sandera dan menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh lagi melewatkan kesempatan ini, lapor otoritas penyiaran milik pemerintah.
Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Kesepakatan Sekarang juga" seraya mengangkat spanduk dengan slogan bertuliskan kalimat tersebut.
Selain di Tel Aviv, sekitar 2.000 orang berunjuk rasa di Caesarea di Israel utara, menuntut kesepakatan pembebasan sandera di Gaza dan pemilihan umum lebih awal. Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa ribuan orang berdemonstrasi di beberapa lokasi, termasuk persimpangan Karqur, Bat Hefer dan Rehovot.
Demonstran menekankan perlunya kesepakatan sandera "secepat mungkin" dan mendesak pemerintah untuk tidak "melewatkan kesempatan kali ini." Mereka juga menyerukan agar pemilihan umum parlemen digelar lebih awal.
Yedioth Ahronoth, mengutip sumber informasi yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa tim negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera "akan berangkat Senin depan untuk melanjutkan negosiasi di Qatar."
Kepala Badan Intelijen Israel Mossad, David Barnea, melakukan perjalanan ke Doha pada Jumat lalu untuk bertemu Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani terkait kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.
Sekembalinya ke Tel Aviv, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa tim negosiasi akan berangkat ke Qatar pekan depan untuk melanjutkan diskusi tentang kesepakatan tersebut.
Israel memperkirakan sekitar 120 warga Israel yang masih ditahan kelompok pejuang Palestina Hamas di Gaza. Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah tewas sejak meletusnya perang, dengan lebih dari 87.700 lainnya terluka.
Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News