Misuzulu Zulu, 47, naik takhta yang sebelumnya dipegang sang ayah, Goodwiil Zwelithini. Penobatan berlangsung dalam seremoni tradisional yang sebagiannya dibayang-bayangi perseteruan internal kerajaan.
"Hari ini, Zulu memulai lembaran baru. Saya berjanji untuk bekerja keras menyatukan semua Zulu," ujar Misuzulu Zulu kepada para hadirin, dikutip dari France 24, Ia menghadiri upacara penobatan dengan memakai pakaian tradisional bermotif macan tutul dengan kalung cakar predator.
Meski gelar raja di Afsel tidak dilengkapi wewenang eksekutif, monarki memegang pengaruh kuat di kalangan lebih dari 11 juta anggota etnis Zulu di seantero negeri. Angka tersebut berkisar satu per lima dari keseluruhan populasi Afsel.
Sejak Sabtu pagi, laki-laki dan perempuan yang menggunakan pakaian tradisional berwarna-warni berkumpul di luar istana kerajaan Zulu di perbukitan Nongoma, sebuah kota kecil di provinsi KwaZulu-Natal -- jantung wilayah etnis Zulu.
"Ini adalah hari yang luar biasa. Kita sedang membuat sejarah," kata Bongani Khumalo, 80, yang merupakan bagian dari resimen pelindung raja.
Perjalanan Misuzulu menuju takhta kerajaan tidak berjalan mulus. Sang ayah, Zwelithini, meninggalkan enam istri dan setidaknya 28 anak saat dirinya meninggal dunia tahun lalu.
Misuzulu adalah anak pertama dari istri ketiga Zwelithini, yang telah dinyatakan sebagai penerus di surat wasiatnya. Namun sang istri tiba-tiba meninggal satu bulan setelahnya, sehingga Misuzulu pun menjadi orang selanjutnya yang akan menjadi penerus sesuai surat wasiat.
Baca: Pangeran Misuzulu Dipilih Menjadi Raja Baru Kerajaan Zulu
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News