Sekjen MWL memuji Indonesia sebagai negara teladan yang perlu ditiru setiap negara di dunia, karena mampu menjaga keharmonisan di tengah keanekaragaman etnik, budaya dan agama.
"Sangat sulit menemukan negara lain yang semampu Indonesia dalam mengelola perbedaan yang dimilikinya," kata Sekjen MWL, dalam keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI, Senin, 24 Januari 2022.
Dubes Abdul Aziz Ahmad menyampaikan terima kasih atas pandangan positif Sekjen MWL terhadap Indonesia seraya mengharapkan agar MWL dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam menyebarkan pemahaman Wasathiyah Islam di Indonesia melalui berbagai program kerja sama.
"Penguatan dialog menjadi sangat penting dalam memelihara kehidupan beragama yang harmonis, baik antar sesama muslim maupun antara muslim dan non-muslim di Indonesia," ucapnya.
Salah satu misi utama MWL adalah menyebarkan pemahaman 'Wasatiyah Islam' kepada dunia, serta melawan ideologi radikal dan Islamofobia dengan bijaksana (hikmah), sesuai tuntunan Islam. Menurut Dr. Al-Issa, perumusan konsep 'Wasatiyah Islam' telah tertuang dalam Piagam Mekah yang ditandatangani banyak ulama dari berbagai negara di dunia dan berbagai mazhab Islam.
Dengan adanya piagam tersebut, umat dengan sangat mudah dapat membedakan kelompok dengan konsep 'Wasathiyah Islam' yang benar dan kelompok dengan konsep baru atau yang mencampuradukkan konsep Islam dengan agama lain.
Sementara dalam menghadapi Islamofobia, perlu dikedepankan metode dialog dengan membangun hubungan baik antar umat beragama. Islamofobia yang berkembang di Eropa, selain disebabkan oleh ketidaktahuan tentang Islam, juga dipengaruhi ulah umat Islam sendiri yang tidak menunjukkan perilaku Islam yang benar.
Namun demikian, dengan dibukanya kantor khusus MWL di Eropa, banyak perubahan positif dari pribadi-pribadi yang tadinya memusuhi Islam, menjadi sahabat dan mencintai Islam. Melalui kantor khusus tersebut, MWL membuka pintu bagi mereka untuk berkomunikasi dan dialog tentang Islam.
Dubes Abdul Aziz Ahmad dan Sekjen MWL sepakat bahwa siapa pun harus menghomati aturan dan budaya yang mengikat di suatu tempat. Dalam hal umat muslim menjadi kelompok minoritas di suatu negara, aturan dan budaya yang berlaku di negara tersebut harus dihormati. Begitu juga ketika umat muslim menjadi kelompok mayoritas, harus mengedepankan toleransi dengan penganut agama lain.
Baca: Generasi Muda dan Pekerjaan Rumah Islam Wasathiyah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News