PM Irak Mohammed Shia al-Sudani berbicara dalam Konferensi Iklim Irak di Basra, 12 Maret 2023. (Hussein Faleh / AFP)
PM Irak Mohammed Shia al-Sudani berbicara dalam Konferensi Iklim Irak di Basra, 12 Maret 2023. (Hussein Faleh / AFP)

PM Irak Janjikan Aksi Nyata untuk Tangani Perubahan Iklim

Willy Haryono • 12 Maret 2023 19:43
Basra: Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Minggu, 12 Maret 2023, menjanjikan aksi nyata dan langkah-langkah besar untuk mengatasi perubahan iklim, yang telah berdampak pada jutaan orang di seantero negeri. Janji ini termasuk rencana memenuhi sepertiga dari permintaan listrik Irak dengan menggunakan energi terbarukan.
 
Selama bertahun-tahun, perubahan iklim telah memperparah kesengsaraan warga Irak. Kekeringan dan peningkatan salinitas air telah berdampak buruk pada tanaman, hewan, dan peternakan serta mengeringkan seluruh badan air di negara tersebut.
 
Belum lama ini, sejumlah warga Irak dilarikan ke rumah sakit karena penyakit pernapasan akibat terdampak badai pasir. Perubahan iklim juga berperan dalam perjuangan Pemerintah Irak dalam memerangi kolera.

Baca juga:  Badai Pasir Membuat Irak Terhenti, Penerbangan Lumpuh
 
"Lebih dari tujuh juta warga telah terkena dampak (perubahan iklim) di Irak, dan ratusan ribu orang telah mengungsi karena kehilangan mata pencaharian yang bergantung pada sektor pertanian dan perburuan," kata PM al-Sudani dalam pidato di Konferensi Iklim Irak di Basra, dikutip dari laman The Washington Post.
 
PM al-Sudani mengatakan, Pemerintah Irak sedang mengerjakan rencana nasional untuk mengatasi perubahan iklim, meliputi serangkaian tindakan yang diharapkan dapat mencapai target pada 2030. Rencana tersebut meliputi pembangunan pembangkit energi terbarukan, memodernisasi teknik irigasi yang tidak efisien dan ketinggalan zaman, mengurangi emisi karbon, memerangi penggurunan, dan melindungi keanekaragaman hayati negara.
 
Di antara proyek tersebut adalah inisiatif penghijauan besar-besaran, di mana Irak akan menanam 5 juta pohon di seluruh negeri. Irak juga berharap untuk menyediakan sepertiga dari permintaan listrik negara melalui energi terbarukan, bukan bahan bakar fosil.
 
Selain itu, PM al-Sudani juga berharap dapat menyelenggarakan konferensi regional tentang perubahan iklim di Baghdad dalam waktu dekat.
 
Irak bergantung pada sungai Tigris dan Efrat untuk hampir semua kebutuhan airnya. Kedua sungai itu mengalir ke Irak dari Turki dan Iran. Karena negara-negara tersebut telah membangun bendungan yang memblokir atau mengalihkan air, masalah kekurangan air menjadi semakin parah di Irak.
 
Perubahan iklim dan dampaknya terhadap sumber daya air dan pertanian Irak juga menimbulkan kerugian ekonomi, menghancurkan mata pencaharian masyarakat dan membuat Irak lebih mungkin menaikkan impornya untuk bahan pokok yang pernah diproduksi secara besar-besaran di negara itu, seperti gandum.
 
Pemerintah Irak pernah mensubsidi benih, pupuk, dan pestisida untuk melunakkan pukulan kenaikan biaya pada petani gandum dan mempertahankan tingkat produksi yang tinggi, tetapi kebijakan itu dicabut dua tahun lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan