"Kami baru saja mendapatkan estimasi awal bahwa 5,37 juta warga Suriah terdampak gempa akan membutuhkan bantuan berupa tempat berlindung," sebut Dhanapala.
"Itu adalah jumlah yang sangat besar dan berasal dari populasi yang sudah menderita sejak lama," sambungnya, dikutip dari laman Xinhua, Sabtu, 11 Februari 2023.
Dhanapala mengatakan bahwa saat ini UNHCR sedang berfokus pada penyediaan tempat tinggal dan bantuan darurat demi memastikan pusat-pusat pengungsian memiliki fasilitas memadai seperti tenda, terpal plastik, selimut termal, alas tidur dan pakaian musim dingin.
"Bagi Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, Covid-19, dan sekarang berada di musim dingin yang parah, dengan badai salju yang mengamuk di daerah terdampak gempa," ungkap Dhanapala.
Ia mengatakan kepada awak media bahwa beberapa staf lokal PBB tidur di area terbuka karena khawatir dengan kerusakan struktural rumah mereka.
"Ini hanyalah mikrokosmos dari apa yang terjadi di seluruh wilayah terdampak," tutur Dhanapala.
Catharina Boehme, seorang pejabat senior dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada Jumat kemarin bahwa situasi di Suriah sangat menyedihkan.
Mengenai kondisi ini, ia mengatakan bahwa Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dijadwalkan bertemu mitra lokal dan orang-orang yang terkena dampak di Aleppo.
Menurut pejabat itu, WHO telah mengirimkan pasokan medis dan bedah ke 16 rumah sakit di barat laut Suriah.
"WHO telah mengucurkan sekitar USD3 juta dari dana darurat, tetapi masih banyak lagi yang dibutuhkan," kata Boehme.
Baca juga: PBB Keluarkan Lebih Banyak Dana Darurat untuk Penanganan Gempa Suriah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
