Dikutip dari situs OKI, Minggu 7 Juni 2020, pertemuan akan dipimpin Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. Peserta pertemuan meliputi menlu negara-negara anggota, anggota Komite Eksekutif, dan juga Sekjen OKI Dr Yousef A. Al-Othaimmen.
Sejumlah negara Eropa dan Arab -- bersama-sama Perserikatan Bangsa-Bangsa -- telah mendesak Israel untuk tidak menganeksasi sebagian wilayah di Tepi Barat. Selain dinilai ilegal, pencaplokan juga hampir dapat dipastikan akan meningkatkan ketegangan antara Palestina dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana menjadikan 1 Juli sebagai tanggal dimulainya rencana menganeksasi sejumlah permukiman Israel dan Jordan Valley di Tepi Barat. Sebelum tanggal tersebut, ia berharap mendapat 'lampu hijau' dari Amerika Serikat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengumumkan diakhirinya semua perjanjian keamanan dengan Israel dan AS.
Selain melalui OKI, Palestina juga berencana menentang rencana aneksasi Tepi Barat melalui Majelis Umum PBB. Menurut perwakilan Israel di PBB, Otoritas Palestina (PA) berencana mendorong sebuah resolusi dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
Sebelumnya pada akhir pekan kemarin, ribuan warga Israel berunjuk rasa menentang rencana aneksasi PM Netanyahu. Para demonstran beraksi dengan tetap menggunakan masker dan juga menjaga jarak fisik di tengah penyebaran virus korona (covid-19).
"Katakan tidak untuk aneksasi, tidak untuk pendudukan, iya untuk perdamaian dan demokrasi," ujar sejumlah pedemo. Sebagian dari mereka mengibarkan bendera Palestina.
Menurut hasil sebuah jajak pendapat terbaru, sekitar separuh dari total populasi Israel mendukung pencaplokan Tepi Barat. Sementara sisanya merupakan kelompok yang menolak rencana aneksasi atau yang belum menentukan sikap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id