Praha membuka kantor misi diplomatik di Yerusalem pada Kamis kemarin. Itu merupakan kantor cabang dari gedung kedutaan besar Republik Ceko untuk Israel yang berlokasi di Tel Aviv.
Peresmian kantor diplomatik di Yerusalem dihadiri Perdana Menteri Andrej Babis, dua pekan usai Israel mengirim 5.000 dosis vaksin Covid-19 buatan Moderna ke Republik Ceko.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut langkah Republik Ceko sebagai "serangan terhadap rakyat Palestina, pelanggaran aturan internasional, dan berpotensi mengganggu upaya mencapai perdamaian" di Timur Tengah.
Di Kairo, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengataan bahwa status hukum Yerusalem yang sudah ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terganggu oleh langkah beberapa negara yang membuka kantor diplomatik di Yerusalem.
"Yerusalem Timur adalah tanah pendudukan di bawah hukum internasional," sebut Gheit, dilansir dari laman Middle East Eye pada Minggu, 14 Maret 2021.
Menekankan bahwa misi diplomatik di Yerusalem bukanlah sebuah kedutaan besar, Kemenlu Republik Ceko mengatakan bahwa penetapan kantor tersebut bertujuan memperkuat kemitraan strategis antara Praha dan Tel Aviv.
"Pendirian kantor tidak berdampak terhadap keinginan Republik Ceko untuk mengembangkan hubungan politik dan ekonomi dengan Otoritas Palestina," ungkap Kemenlu Ceko.
Sejauh ini, hanya ada dua negara yang mendirikan gedung kedutaan besar di Yerusalem: Amerika Serikat dan Guatemala.
Status Yerusalem merupakan salah satu isu paling menentukan dalam konflik panjang antara Israel dan Palestina. Israel telah mencaplok bagian timur Yerusalem, sebuah langkah yang tidak diakui komunitas internasional.
Palestina selama ini memandang Yerusalem Timur sebagai calon ibu kota mereka di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News