“Ambulans disambar pada pukul 15:35. waktu setempat saat mendekati Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al Balah,” kata Bulan Sabit Merah, seperti dikutip The New York Times, Kamis 11 Januari 2024.
“Rekan-rekan kami sengaja dijadikan sasaran saat berada di dalam ambulans yang ditandai dengan jelas dengan lambang Bulan Sabit Merah,” kata kelompok bantuan tersebut. Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca: Dalam 24 Jam, Israel Gempur 150 Target di Gaza. |
Serangan udara Israel lainnya mendarat di sekitar rumah sakit Al-Aqsa pada Rabu 10 Januari 2024 pagi, menewaskan beberapa orang, Al Jazeera melaporkan. Serangan tersebut memperdalam krisis yang oleh PBB disebut sebagai satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi dan tersisa di Gaza tengah.
Bulan Sabit Merah mengatakan awak kapal yang tewas pada Rabu adalah Yusuf Abu Ma'mar, pengemudi ambulans; Fadi Al-Maani, seorang petugas medis; Islam Abu Riyala, seorang pekerja medis darurat; dan Fuad Abu Khamash, seorang fotografer sukarelawan. Dua orang terluka yang mereka bawa juga tewas, kata kelompok bantuan tersebut.
Rekaman yang diambil oleh jurnalis foto Palestina, Motaz Azaiza, menunjukkan kejadian mengerikan setelah serangan yang menimpa ambulans, ketika teman dan kolega para korban melolong sedih. Sisa-sisa lambang Bulan Sabit Merah yang dikenakan kru ambulans ditempatkan di atas sisa-sisa mereka yang hancur.
“Awak ambulans tengah menanggapi panggilan untuk membantu dua orang yang mengalami luka tembak,” kata Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah.
Para kru telah merawat luka-luka mereka dan bergerak untuk memindahkan mereka ke rumah sakit. Ambulans tersebut baru saja keluar dari jalan raya utama, Jalan Salah al-Din, dan menuju jalan belakang menuju rumah sakit ketika ditabrak, katanya.
Farsakh mengatakan fotografer yang terbunuh, Abu Khamash, telah dengan sukarela mendokumentasikan upaya kelompok bantuan tersebut untuk memberikan perawatan medis kepada warga Gaza di bawah pengeboman Israel.
Sementara Farsakh mengatakan Abu Khamash adalah orang pertama yang dia coba hubungi pada Rabu ketika dia mengetahui bahwa salah satu ambulans kelompok itu telah diserang, berharap dia dapat membantu memverifikasi berita tersebut.
“Kemudian saya mengetahui bahwa dia termasuk di antara orang-orang yang terbunuh,” kata Farsakh.
“Ini memilukan,” ungkap Farsakh.
Kantor hak asasi manusia PBB pada Rabu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “sangat prihatin” bahwa militer Israel telah “membahayakan nyawa warga sipil” dengan menyerang sasaran di Deir al Balah, setelah menyarankan ribuan pengungsi Gaza untuk pindah ke daerah tersebut demi keselamatan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News