Dalam pernyataannya, Hizbullah merinci pelanggaran tersebut, termasuk penembakan terhadap warga sipil Lebanon, serangan udara yang menyebabkan korban jiwa, dan pelanggaran wilayah udara Lebanon, bahkan hingga wilayah ibu kota Beirut.
Kelompok tersebut menegaskan bahwa upaya untuk mengadukan pelanggaran ini kepada otoritas terkait tidak membuahkan hasil.
"Peringatan telah diberikan," tegas Hizbullah dalam pernyataannya, mengutip dari Anadolu Agency, Selasa 3 Desember 2024.
Menurut laporan dari Israeli Army Radio, Hizbullah menembakkan dua roket ke wilayah Har Dov (Shebaa Farms). Roket tersebut dilaporkan mendarat di area terbuka tanpa menimbulkan korban jiwa.
Serangan ini memicu reaksi keras dari pejabat tinggi Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, melalui pernyataan di akun X, menegaskan bahwa serangan Hizbullah merupakan pelanggaran serius terhadap gencatan senjata.
Ia berjanji akan memberikan respons tegas, seraya mengatakan bahwa Israel akan bertindak keras terhadap setiap pelanggaran.
Beberapa pejabat Israel lainnya juga menyerukan respons militer yang lebih kuat. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyebut tindakan Hizbullah sebagai "kesalahan besar" dan mendesak langkah militer untuk "mengubah keseimbangan kekuatan”.
Benny Gantz, pemimpin Israel Resilience Party, memperingatkan bahwa kegagalan untuk bertindak tegas dapat memicu kembalinya "era keseimbangan kekuatan."
Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel terus meningkat sejak kesepakatan gencatan senjata yang baru berjalan beberapa pekan mulai dilanggar. Insiden ini berpotensi memperburuk hubungan kedua belah pihak dan memicu eskalasi konflik lebih lanjut.
Israel dan Hizbullah kini berada dalam posisi saling mengancam, dengan masing-masing pihak menyatakan kesiapan untuk mengambil langkah tegas jika pelanggaran berlanjut. (Muhammad Reyhansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News