Potret Narges Mohamadi diproyeksikan di sebuah gedung Oslo, Norwegia. Foto: AFP
Potret Narges Mohamadi diproyeksikan di sebuah gedung Oslo, Norwegia. Foto: AFP

Aktivis Pemenang Nobel Perdamaian di Iran Ditambah Hukuman Selama 15 Bulan

Medcom • 16 Januari 2024 18:23
Teheran: Narges Mohammadi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, masa tahanannya ditambahkan menjadi 15 bulan. Keputusan tersebut dibuat oleh Pengadilan Revolusi Iran.
 
Mohammadi sebelumnya telah menghabiskan 12 tahun di penjara dan menghadapi berbagai hukuman. Dia dituduh menyebarkan propaganda anti-Republik Islam selama masa tahanannya. 
 
Keluarganya dengan keras mengecam putusan tersebut, menyebutnya sebagai hukuman kelima sejak Maret 2021, meskipun Mohammadi tidak hadir pada persidangan terakhir di mana putusan diumumkan.

Narges Mohammadi telah lama menjadi pelopor hak asasi manusia di Iran. Ia menghadapi masuk dan keluar penjara selama dua dekade karena kegiatan aktivisnya. 
 
Dengan total 13 penangkapan dan hukuman penjara mencapai 31 tahun. Aktivis berusia 51 tahun tersebut, terus melanjutkan pekerjaannya meskipun dihadapkan pada ancaman dan penangkapan.
 
Selain penambahan beberapa bulan penjara, putusan terbaru juga menetapkan bahwa Mohammadi harus menghabiskan dua tahun di pengasingan di luar Teheran. Artinya, ia dipindahkan dari penjara Evin yang dikenal kejam, tempat dia saat ini ditahan. 
 
Setelah selesai menjalani hukumannya, Mohammadi akan dilarang bepergian ke luar negeri selama dua tahun. Selain itu, ia juga dilarang terlibat dalam kelompok politik dan sosial. Serta. dilarang memiliki ponsel selama periode yang sama.
 
Prestasi Mohammadi termasuk penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2023. Nobel tersebut terkait perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran. 
 
Anak-anak remajanya menerima penghargaan tersebut di Oslo atas nama Mohammadi pada Oktober, setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengan ibu mereka. 
 
Dalam pidato yang dibacakan oleh anak-anaknya, Mohammadi mengecam pemerintah "tirani" Iran.
 
“Saya menulis pesan ini dari balik tembok penjara yang tinggi dan dingin. Rakyat Iran, dengan ketekunan, akan mengatasi penindasan dan otoritarianisme,” kata Mohammadi, seperti dikutip BBC, Selasa 16 Januari 2024.
 
Mohammadi juga merujuk pada protes tahun lalu setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi. Dia menyatakan bahwa generasi muda Iran telah berhasil mengubah jalanan dan ruang publik menjadi tempat perlawanan sipil yang meluas. (Atika Pusagawanti)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan