New York: Liga Arab pada Senin, 25 April 2022 menyerukan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengambil langkah yang jelas terhadap tindakan Israel di Yerusalem, sehingga organisasi tersebut dapat membuktikan kredibilitasnya dalam menangani isu negara Arab, terutama Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Pengamat Tetap untuk Liga Negara-negara Arab di PBB, Maged Abdel-Fattah, yang menyuarakan amarah negara-negara Arab atas standar ganda yang diterapkan kebijakan komunitas internasional dalam hal Timur Tengah.
Liga Arab melangsungkan sidang pada Senin untuk membahas situasi di Timur Tengah, khususnya Palestina. Rapat tersebut menekankan pentingnya membangun hasil pertemuan keempat Komite Menteri Arab untuk Pertahanan Yerusalem dalam menghadapi pelanggaran Israel.
Ini dilakukan beberapa hari setelah polisi Israel bentrok dengan demonstran Palestina belum lama ini di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Ketegangan seputar Masjid Al-Aqsa terus berlangsung selama bulan Ramadan lantaran pasukan Israel berulang kali menyerbu masjid untuk mengusir rakyat Palestina yang mengungsi di sana.
Terjadinya bentrokan menewaskan setidaknya 25 warga Palestina dan puluhan luka-luka. Di sisi lain, 14 orang di Israel tewas di tangan serangan warga Palestina dalam dua pekan terakhir.
Liga Arab menuntut intervensi segera untuk melindungi warga Palestina, terutama di Masjid Al-Aqsa. DK PBB diminta mempertahankan status historis Yerusalem.
Abdel-Fattah menyampaikan bahwa Liga Arab menyarankan DK PBB mengunjungi tanah Palestina yang direbut untuk menilai situasi secara langsung. Juga, untuk mendiskusikan negosiasi Palestina-Israel dalam rangka mencapai kesepakatan damai komprehensif.
Dewan Keamanan PBB juga diarahkan untuk mendorong Palestina agar menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu), yang sebelumnya ditunda, secepatnya. Sehingga, dapat dilakukan persiapan matang menuju negosiasi bilateral.
“Pemerintah Israel melanjutkan kolonialisme, yang merupakan perlawanan jelas terhadap keinginan internasional dan resolusi Dewan Keamanan, di mana puncaknya adalah Resolusi 2334,” kata perwakilan Liga Arab, seperti dikutip dari Ahram, Selasa 26 April 2022.
Diresmikan 2016, Resolusi 2334 berkaitan dengan tinggalnya masyarakat Israel di wilayah Palestina yang diambil alih sejak 1967, termasuk Yerusalem Timur. Dinyatakan bahwa aktivitas Israel tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan “tidak memiliki validitas legal”.
“Dengan tidak adanya pertanggungjawaban, Israel meneruskan penyerangan terhadap Palestina dan pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa,” kata Abdel-Fattah dalam sebuah pernyataan Senin.
Awal pekan ini, pemimpin Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab (UEA) menekankan pentingnya menghormati status hukum nan historis di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, serta menyerukan upaya berkelanjutan untuk memulihkan ketenangan mengingat peningkatan ketegangan baru-baru ini.
Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi, juga pimpinan Yordania UEA berseru untuk menghormati peran Hashemite terhadap situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.
Mereka juga menekankan pentingnya menghentikan semua tindakan Israel yang merusak resolusi, serta perlunya sudut pandang politik untuk melanjutkan negosiasi “serius dan efektif” dalam menyelesaikan ketegangan Israel-Palestina sesuai hukum internasional. (Kaylina Ivani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id