Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengaluhkan medali ke Presiden Tiongkok Xi Jinping di Pretoria, 22 Agustus 2023. (PHILL MAGAKOE / AFP)
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengaluhkan medali ke Presiden Tiongkok Xi Jinping di Pretoria, 22 Agustus 2023. (PHILL MAGAKOE / AFP)

Bersahabat Baik, Kedatangan Xi Jinping Disambut Hangat Presiden Afrika Selatan

Medcom • 23 Agustus 2023 15:20
Pretoria: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa melakukan perjalanan larut malam ke Bandara Internasional Johannesburg untuk menyambut kedatangan Presiden Tiongkok Xi Jinping secara pribadi. Ramaphosa menyambut Xi Jinping dengan didampingi pengawal kehormatan militer dan rombongan penari serta penyanyi Zulu.
 
Dilansir dari The Globe and Mail, Rabu, 23 Agustus 2023, karpet merah digelar untuk menyambut kedatangan Xi Jinping dengan penghormatan 21 senjata dan penghargaan tertinggi Afrika Selatan kepada seorang pemimpin asing.
 
"Rakyat Afrika Selatan memberikan hormat kepada anda, Presiden Xi Jinping," kata Cyril Ramaphosa sambil mengalungkan medali orde Afrika Selatan di leher pemimpin Tiongkok itu di Pretoria.

Invasi Rusia ke Ukraina memicu persaingan tajam antara Moskow dan pemerintah Barat, di saat kedua pihak bersaing untuk mendapatkan suara dari benua Afrika di panggung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum lainya.
 
Saat Barat dan Kremlin berjuang membujuk negara-negara Afrika agar kontra terhadap rentetan sanksi, Tiongkok diam-diam mengeksploitasi gejolak tersebut dengan mendalami hubungan ekonomi dan politik dengan negara-negara di Benua Hitam.
 
Ketimbang Moskow, strategi pendekatan Tiongkok lebih halus. Rusia mendominasi berita dengan ekspansi militernya di Afrika, termasuk pengerahan ribuan tentara bayaran Wagner yang didanai Rusia untuk memperkuat tentara nasional di beberapa negara di benua tersebut.

Investasi Tiongkok

Minggu ini, sebuah video di media sosial menunjukkan pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, memegang senapan mesin di area gurun Afrika. Ia mengeklaim bahwa pasukan Wagner akan membuat membawa kebahagiaan bagi rakyat Afrika
 
Namun di sebagian besar negara Afrika, perdagangan dan investasi Rusia justru relatif minim. Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar bagi sebagian besar negara di benua Afrika, dan kunjungan Xi Jinping minggu ini memperkuat status Beijing di wilayah tersebut.
 
Sebagai tanda prioritas Tiongkok, kunjungan Xi Jinping ke Afrika Selatan menjadi perjalanan keduanya ke luar negeri dalam delapan bulan terakhir.
 
Selasa lalu, Xi Jinping mengatakan peralatan listrik darurat senilai USD12 juta dolar telah diserahkan sebagai bantuan krisis listrik di Afrika Selatan. Xi juga menjanjikan tambahan bantuan pembangunan yang tidak ditentukan senilai USD36 juta. Selain itu, Xi juga menjanjikan peningkatan impor Tiongkok atas produk pertanian Afrika Selatan.
 
Sebuah survei di tiga negara Afrika tahun ini oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa citra Tiongkok dipandang baik oleh pluralitas atau mayoritas responden di ketiga negara. Kebalikannya, Rusia dianggap lebih negatif di ketiga negara. Lebih dari 1.000 orang diikutsertakan dalam jajak pendapat Pew Research di Kenya, Nigeria, dan Afrika Selatan.

KTT BRICS

Xi Jinping dan Ramaphosa akan menjadi tuan rumah pada dialog bersama pemimpin Tiongkok-Afrika pada Kamis mendatang. Agenda ini dihadiri puluhan kepala pemerintahan Afrika.
 
Sejauh ini, Tiongkok memiliki ekonomi terbesar dari lima negara BRICS. Kepemimpinan tidak resmi blok tersebut ditandai dengan pilihan limosin untuk para pemimpin di KTT BRICS.
 
Beijing juga mendorong perluasan BRICS, dengan lebih dari 20 negara baru-baru ini mendaftar untuk bergabung, termasuk Arab Saudi, Argentina, Iran, dan Venezuela. Di saat beberapa anggota BRICS ragu untuk melakukan ekspansi, Ramaphosa mengaku mendukung gagasan tersebut.
 
Lebih dari 50 kepala negara menghadiri KTT BRICS di Johannesburg pekan ini, rekor jumlah peserta terbesar sejak pertemuan formal pertama blok tersebut di tahun 2006.
 
Xi, dalam pidato yang disampaikan untuknya di forum BRICS oleh Menteri Perdagangan Wang Wentao, menyangkal bahwa BRICS menciptakan "konfrontasi blok" dengan Barat.
 
"Tiongkok tidak memiliki motivasi untuk terlibat dalam persaingan kekuatan besar," katanya.
 
Namun ia mengomentari negara-negara Barat yang mengkritik kediktatoran di negara lain. 
 
“Sengaja menciptakan perpecahan, dengan penegasan demokrasi versus otoritarianisme dan liberalisme versus otokrasi, hanya akan memecah belah dunia dan berujung pada benturan peradaban.” pungkasnya. (Hillary Sitohang)
 
Baca juga:  Yang Perlu Kamu Tahu soal BRICS, Berikut Pengertiannya
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan